Just Me

Sabtu, 29 September 2012

tanyaku tuk siapa

Saat embun telah enggan menyapa pagi dan bintang tak lagi menghias malam saat itu ku kehilangan sebagian dari diriku yang berharga. Dia milikku yang sangat berharga dan kini telah pergi jauh meninggalkanku sendiri disini bersama duka lara yang telah menghantuiku selama bertahun-tahun lamannya.

Ketakutakan yang seperti ini tidak pernah kurasakan sebelumnya, sebelum kau menyapa kehidupanku yang kelam. Kau hadirkan kembali senyuman yang telah hampir kulupa kapan terakhir aku tersenyum. Kurasakan kembali diriku hidup dan kudapatkan lagi rasa bahagia yang telah terenggut dariku. Kau adalah pelita yang mnerangi jalanku, bintang yang menghiasi hatiku dan semangat yang mendorongku untuk tetap melanjutkan kehidupanku yang sempat terhenti.

Tapi saat ku telah terbiasa dengan hadirmu disisiku justru kau pergi meninggalkanku dengan cinta yang kau tanam dalam hatiku. Hatiku selalu bertanya-tanya haruskah seperti ini lalu siapa yang akan menemaniku dikala sepi dan siapa yang akan menghidupkan duniaku. lalu tanya ini kan kutanyakan kepada siapa selain epdamu yang telah menjadi bintang dalam hatiku

Jumat, 28 September 2012

ketulusan...




Masa remaja khususnya masa SMA adalah masa yang paling berseri dan indah. Persahabatan terjalin sangat erat, dekat, solid bahkan rasa sayang yang tercurah menyamai rasa terhadap saudara atau teman special sekalipun. Telah banyak cerita tentang persahabatan yang berubah jadi cinta. Tapi, hal yang serupa tapi tak sama dialami pula oleh Andre dan Shinta. Selama mengecap pendidikan waktu SMP mereka adalah sahabat yang sangat mengerti satu sama lain. 3 tahun sekelas bersama suka duka telah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan mereka.
Hati siapapun bisa berubah dan soal perasaan adalah persoalan hati yang tak terikat pada apa dan siapa ia kan berlabuh. Namun saat rasa ini mulai muncul kenyataan berkata lain ternyata hatinya tak lagi untukku, akankah bintang itu masih akan bersinar setelah kini kau bukan lagi milikku.
XI di Sekarang mereka sudah kelas sebuah Sekolah Menengah Atas, persahabatan mulai terusik akan permasalahan internal antara mereka berdua.

Suatu hari saat jam istirahat, Shinta menemui Andre dan hendak menyampaikan sesuatu.
Shinta         : hy. Ndre… (menepuk pundak Ndre) kamu ga lagi sibuk kan… aku mau nyampaikan sesuatu…
Andre         : emank mau nyampaiin apa…???
Shinta         : kamu bener punya waktu kan buat aku, sebentar saja..
Andre         : kapan sich aku ga punya waktu buat kamu… (goda Ndre)
Shinta         : ahh…. Sembarangan ajha loe…
Andre         : Shin.. kamu ada masalah kan…
Shinta         : (menatap Ndre tajam) kamu tahu..
Andre         : kelihatan lagi di mata kamu. Itu juga kan yang bisa buat kamu datang ke kelas aku. Duduk gie…
Shinta         : (menghela napas panjang) iya Ndra.. (panggilan Shinta untuk Andre) tapi aku ga tahu harus mulai dari mana…
Andre         : (melihat mata Shinta yang berkaca-kaca) Shinta… aku tahu pasti rasanya akan sangat berat untuk kamu mengungkapkannya… aku akan dengerin kamu, apapun yang mau kamu katakan aku bakalan dengerin kamu. Tapi kayaknya bukan di sini tempatnya…
Shinta         : tapi aku sudah ga tahan lagi Ndra aku bener-bener ga kuat lagi… sudah lama aku ingin cerita sama kamu tapi aku takut. Aku tahu kamu punya kehidupan lain…
Andre         : siapa yang begitu sama kamu…???? (Tanya Andre serius)
Shinta         : sudahlah…
Andre         : ihk… kamu jealous ya…
Shinta         : apa sich… mulai dech…

Tiba-tiba diselah candaan mereka Winda dan Rani datang menghampiri mereka dengan wajah yang cemberut meleihta kekraban keduanya.

Winda        : Eh.. Shinta kamu tuch jangan dekat-dekat sama Andre kamu ga tahu kalau ada yang marah…
Rani            : winda…
Winda        : apa sich Ran…
Shinta         : Maksud kamu…??? Ndre... apa maksud semua ini…
Rani            : Ndre kamu dipanggil bu Shanti tuch…
Andre         : iya,, Shin kamu jangan dengerin mereka aku akan jelaskan semuanya nanti. Aku ke bu Shanti dulu yach…
Shinta         : (mengangguk heran) iy…
Winda        : Shin, kamu cewek yang ga tahu diri yach…
Shinta         : apasih maksud kamu Win…
Rani            : winda… kamu ga mungkin kan bikin keributan disini… kan malu dilihatin orang…!!!!

Rani lalu menarik lengan Winda untuk meninggalkan Shinta.

Rani            : winda ayo…
Winda        : eh Shinta urusan kita blom selesei yach…

Shinta hanya diam dengan penuh tanya dalam dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi ada apa dengan semua ini. Winda tidak mungkin nyelotos seperti itu kalau bukan masalah yang serius apa maksud ucapannya itu. Shinta masih terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri sampai pengumuman pergantian jam pelajaran pun tidak terperhatikan olehnya. Untung saja ada Tania yang baru saja dari lab Kimia dan melihat Shinta melamun.

Tania          : Shin… Shinta… (berteriak) Shinta…..
Shinta         : (terkejut) eh.. ada apa Tan…?
Tania          : yeah… gini nich kalau melamun ga ada yang didengar, sudah ada pengumuman tuch… kamu ga dengar emank…..?
Shinta         : ga.. aku ga dengar apa-apa…
Tania          : aduch…. Ya Allah ya Tuhanku.. dari mana ajha loe dari tadi….
Shinta         : hehehe dari Paris…
Tania          : gila loe… yuk masuk kamu ga ingat kalau inikan jamnya p` Ali. Kamu ga mau terlambat kan..?
Shinta         : aku ga apa-apa terlambat asalakna sama kamu ( menggoda Shinta lalu memeluknya)
Tania          : aduch.. lepas… kamu itu ayo cepetan…

Mereka berdua bergegas menuju Mutimedia Room, sambil bercanda ditengah perjalanan. Sepanjang pelajaran Shinta tidak bisa konsentrasi dengan baik karena terpikirkan akan kata-kata Winda tadi dan penjelasan apa yang bakalan diterimah dari Andre.

Jam sekolah sudah usai kelasnya menjadi kelas pertama yang bubar, rasa penasarannya pun memuncak akhirnya ia tanyakan pada Tania.

Shinta         : Tan.. aku mau nanya sesuatu ma kamu…???
Tania          : iya memank kamu mau Tanya soal apa mukanya serius amat… (ejek Tania)
Shinta         : ini soal Andre… (menunduk)
Tania          : ohh ya aku baru ingat, aku juga mau nyampein sesuatu soal anak itu..
Shinta         : Apa… (penasaran)
Tania          : Ndre jadian ya sama Siska…?
Shinta         : (terkejut dan tidak menyangka) apa… Andre…
Tania          : iya.. kamu blom tahu…? (penasaran)
Shinta         : ga aku tahu sama sekali…
Tania          : hah.. berita sepenting itu kamu ga tahu… katanya Andre itu sahabat kamu kok ga ngasih tahu ke kamu…
Shinta         : Ndre ga pernah cerita apa-apa (mata shinta mulai berkaca-kaca)
Tania          : Shin.. kamu ga apa-apa kan` maaf kalau aku salah ngomong
Shinta         : ga kok kamu ga salah apa-apa…
Tania          : yuk kita pulang ajha.. biar ntar di rumah kamu bisa nenangin diri kamu…

Shinta tidak menyangka dengan apa yang bru saja ia dengar tapi tak mungkin Tania berbohong. Hati Tania terasa sakit sekali, perasaannya tidak karuan ia merasa terlukai dan terhianati. Keprcayaan yang selama ini ia bangun kini tiada berarti lagi. Dadanya tersa sangat sesak sampai ia mengenggam erat kalung berbandulkan bintang pemberian Ndre.

Dalam hatinya berkecamuk hal-hal yang membuatnya tak bisa berpikir apa-apa lagi. “Benarkah seperti itu, kenapa aku tidak kau beri tahu lalu selama ini kau anggap apa aku ini… Tuhan seperti inikah rasanya ditinggal orang yang paling kita percaya ya Tuhan” rintihnya dalam hati… saat menunggu angkot terdengar suara memanggil namanya. Suaru itu tidak lagi asing baginya, benar itu Andre yang memaninggilnya dari kejauhan lalu dilihatnya Winda dengan tatapan marah padanya. Ia lalu berpaling dan segera pulang meninggalkan Tania.

Tania          : eh.. shinta kok ninggalin aku sich… dasar anak itu ada apa sich kesambet setan apa tuch anak (menggerutu)

Sepanjang perjalan pulang pikirannya sangat kacau entah apa yang membuatnya berpikir keras seperti itu “Ndra.. maaf tapi aku blom siap ketemu kamu… aku sendiri tak yakin dengan apa yang aku rasakan. Kenapa aku jadi sesakit ini mendengar kamu jadian dengan Siska. Maafin aku…” keluhnya dalam hati.
Sementara itu, Andre menghampiri Tania dan meminta penjelasan tentang sikap Shinta yang tiba-tiba berubah.

Andre         : Tan, Shinta da pulang..
Tania          : lihat sendiri Shintanya ga ada ya artinya udah pulang (judes)
Andre         : jetus amat jadi cewek.. (ejeknya)
Tania          : Bukan urusan kamu. Lagian gara-gara kamu juga lagi Shinta jdi kayak gini, kamu tuch sahabatnya atau apanya sich…???
Andre         : tunggu.. tunggu… apa maksud kamu ngomong gitu…
Tania          : iyalah, Shinta jadi melamun ga jelas sejak dia tadi nemuin kamu. Aku memank ga tahu pasti tapi Shinta sedang menghadapi masalah yang sangat hebat dan hanya kamu yang dia percaya. Kamu harusnya beruntung kepercayaan Shinta dititipkan sama kamu bukannya kamu malah nyakitin dia.

Tania lalu meninggalkan Andre yang mulai berpikir apa yang menyebabkan Shinta berubah.

Andre         : Winda.. ya benar ini pasti semua ada kaitannya dengan Winda... (Andre lalu menghampiri Winda yang sedang asyik ngobrol dengan Rani)
Andre         : (manrik pundak Winda) heh kamu apain Shinta…
Winda        : apa-apaan sich loe.. datang-datang langsung marah-marah
Andre         : aku ga mungkin marahin kamu kalau bukan kamu yang mulai…
Winda        : eh.. dneger yach.. aku ga ngapa-ngapain sahabat amu yang manja itu. Aku hanya ngomong apa yang menjadi kenyataannya
Andre         : heh kamu jangan pernah ngejelekin Shinta di depan aku.
Winda        : (judes) bodoh… (lalu meninggalkan Rani dan Andre)
Rani            : Ndre..
Andre         : Ran… sekarang kamu jelasin smuanya
Rani            : tapi sebelum itu aku mau nanya sesuatu soal hubungan kamu dengan Siska..?
Andre         : Siska…??? Jadi karena itu… tapi apa hubungannya dengan Shinta..?? (tanyanya penasaran)
Rani            : Iya.. Winda sudah mengatakan semuanya..
Andre         : Apa…
Rani            : iya… aku juga tidak tahu apa tujuan yang sebenarnya dari perbuatan Winda tadi… tapi kamu tahu sendiri kan Winda dan Siska sangat bersahabat. Kalau kamu memang punya hubungan yang special dengan Siska harusnya kamu jelaskan tentang semua itu pada Shinta (menasehati Andre)
Andre         : iya Ran… aku yang salah…
Rani            : tidak ada gunanya kamu menyalahkan diri kamu sendiri. Shinta pasti sekarang sangat tertekan. Sudahlah, aku duluan ya.. (pamitan)

Andre hanya mengangguk. Andre tampak sangat menyesal atas kejadian hari ini, dia larut dalam pemikirannya tentang apa yang terjadi. Siska adalah gadis yang ia cinta tapi disisi lain ia tak ingin melihat Shinta bersedih apa lagi yang menjadi penyebabnya bersedih adalah dirinya. Mungkin saja saat ini hatinya memilih Siska tapi persahabatan yang lama ia jalani dengan Shinta membuat tak sanggup membiarkan Shinta menjatuhkan air mata karenanya.
Di tengah lamunannya Vino datang menghampirinya, dia tidak tahu apa-apa sebenarnya tapi dia selalu sok tahu akan smeua hal yang terjadi.

Vino           : hai bro… ngelamun ajha mikirin spa kamu siang bolong gini (ngeledek Andre)
Andre         : (kelihatan marah) kamu kalau ga tahu apa-apa jangan sok tahu…
Vino           : wessst… sabar donk …
Andre         : udahlah pulang yuk…
Vino           : ayo…. Tapi emank ada apa…? (penasaran)
Andre         : hessst (mengancam Vino) mau pulang ga sich…
Vino           : iya… iya kita pulang

Sore harinya Shinta kembali terlarut dalam kesedihannya tapi ia tersadar saat ponselnya berbunyi.
Percakapan telpon

Shinta         : Halo… ( dengan suara serak )
Ayhu           : hei.. ada apa kamu habis nangis yach… (Tanyanya penasaran)
Shinta         : iya.. Yu` Aku ga tahu aku harus ngapain lagi…
Ayhu           : ya sudah kamu tunggu aku di rumah ya… (bergegas ke rumah Shinta)
Shinta         : iya….

Shinta terdiam pilu dengan deraian air mata yang membasahi pipinya. Saat pendangannya tertuju pada sebuah foto disudut kamar ia lalu memegang kalung yang dikenakannya. Seolah berusaha menahan amarah tapi tak berhasil ia lakukan Shinta lalu menarik kalungnya sampai terputus.

Shinta         : (memandang kalung berbandul bintang, dengan suara sendu sambil menghapus air matanya) masih pantaskah aku memakai kalung ini. Ndra… aku tahu bagi kamu ini hanyalah sebuah kalung tapi kalung ini berarti lebih bagiku. Aku sadar aku tak bisa menahanmu terus  berada disisiku, tapi secepat inikah hati kamu berubah… lalu apa arti aku bagimu…

Lama bergelut dalam perenungannya ia tak kuasa memendam amarahnya. Saat ia melempar kalung dan mendekap dirinya saat bersamaan Ayhu juga datang.

Ayhu           : (masuk kamar) Shinta…
Shinta         : Ayhu… (dengan suara lirih)
Ayhu           : (menghampiri dan memeluknya) Shinta apa yang terjadi sama kamu…?
Shinta         : Andre Yu… Ndre udah berubah… Andre…
Ayuh           : (memtong ucapan Shinta) Shin… udah… aku emang ga ngerti ada apa… tapi kamu ga harusnya kayak gini (Shinta mengangguk) sudahlah...

Mungkin merasa bersalah Andre ke rumah Shinta, ia ingin menjelaskan semuanya. Tapi, Shinta belum siap untuk bisa tegar menatap mata Andre yang telah menyia-nyiakan kepercayaannya.
“Tok… tok… tok…..” terdengar suara dari luar

Ayhu           : (menoleh) siapa yang datang (hendak berdiri dan membukakan pintu)
Shinta         : (meraih tangan Ayhu) Yu`… kalau itu Ndre bilangin aku ga ada ya… (memohon)

Ayhu mengerti betul apa yang dirsakan Shinta sekarang. Ia hanya mengangguk dan keluar untuk membukakan pintu.

Ayhu           : (membuka pintu) eh.. kamu Ndre…??? Ada apa…???
Andre         : Shinta mana… ??? (langsung menanyakan Shinta)
Ayhu           : (terdiam sejenak) aku ga tahu… Shintanya belum pulang…???
Andre         : hah belum pulang (terkejut) ini sudah jam berapa lagi pula tadi dia pulang duluan dan setahuku hari ini tidak ada les …. (berpikir)
Ayhu           : iyaaa sich…. (spekulasi)

Tiba-tiba Shinta bersin.

Andre         : itu suara Shinta kan.. (menunjuk ke dalam)
Ayhu           : bukan… itu bukan Shinta (panic)
Andre         : itu pasti Shinta…. (meyakinkan Ayhu)
Ayhu           : bukan (membentak)
Andre         : (bersikeras) itu Shinta.. (masuk)
Ayhu           : ehh.. kamu mau ke mana (menarik tangan Andre)
Andre         : kalau kamu bohongin aku kamu ga mungkin bisa. Udah lepasin aku akan nyari Shinta sendiri (berlalu meninggalkan Ayhu yang tak berdaya melawannya)
Andre         : Shinta… (membuka pintu)

Shinta sangat terkejut karena Andre sudah berada di kamarnya.

Shinta         : Indra… (terkejut)

Saat hendak melangkah kakinya menginjak sebuah kalung, lalu ia memungutnya dan memandang luruh Shinta.

Andre         : Shinta ini kan kalung yang aku kasih…
Shinta         : (beranjak dari tempat tidur) kenapa kamu bisa masuk ke sini…?
Andre         : (mengalihkan pembicaraan) ikut aku aku mau jelasin sesuatu sama kamu…
Shinta         : ga.. aku ga mau…
Andre         : bentar ajha…
Shinta         : Andre lepasin tangan aku…. (menghempaskan tangan Andre dan berbalik)
Andre         : Andre… ??? (bertanya-tanya)
Shinta         : Kenapa… nama kamu memank Andre kan… Andre Gumilang tepatnya… (sok cuek)
Andre         : Shinta apa yang sebenarnya terjadi ??? kamu ga pernah manggil aku dengan nama itu…
Shinta         : (menatap mata Andre sambil berusaha menyakinkan dirinya) kamu Tanya kapan..?? sejak kamu tidak menganggap aku teman kamu lagi…
Andre         : Apa….
Shinta         : Cukup dech.. Ndre, mending sekarang kamu pulang… dan ingat satu hal kamu jangan main ke sini lagi. Aku akan berusaha tuk lupain kamu mulai hari ini…
Andre         : ikut aku sekarang… (menyeret Shinta keluar meski Ayhu menyaksikannya ia tak bisa berbuat apa-apa)
Shinta         : Andre lepasin ( berteriak )
Andre         : Sekarang aku mau tahu apa kamu masih berkata seperti itu di bawah kolong langit…

Shinta hanya terdiam, ia tak mungkin berkata bohong di depan kolong langitnya itu tapi ia harus melakukannya karena ia berpikir ini yang terbaik saat ini.

Andre         : aku tahu kamu bohong… (berteriak kea rah Shinta) Shin.. aku mengenal kamu lebih dari orang lain dan aku tahu kamu takkan berubah secepat ini…
Shinta         : (berbalik) berubah… (mendekati Andre) kamu yang berubah (berteriak) bukan aku tapi kamu… aku sudah sangat mempercayaimu bahkan aku menganggap kamu pengganti K`Adit (kakaknya yang meninggal) tapi aku salah… hanya aku yang menganggap kamu sahabat tapi kamu tidak pernah menganggap aku begitu atau mungkin bagimu aku ini tak pernah ada dalam kehidupan kamu… (melampiaskan semua isi hatinya)
Andre         : Shinta.. kamu salah paham aku bisa jelasin semuanya…
Shinta         : Aku ga butuh penjelasan kamu… Oh ya.. soal apa yang mau aku sampaikan tadi sudah aku sampaikan semuanya…
Andre         : hei… ada apa ini… kamu ga bisa akhirin semuanya begitu saja
Shinta         : Aku… bukan aku Ndre… Tapi kamu…
Andre         : apa maksudmu… (memandang mata Shinta)
Shinta         : aku benci sama kamu… (suara lirih)
Andre         : (memegang pundak Shinta dan menatapnya tajam) katakan itu sekali lagi…
Shinta         : (diam sejenak karena tak sanggup menatap mata Andre) Aku membencimu… puas kamu sekarang….
Andre         : Shinta… (lirih)
Shinta         : iya… lepasin aku… (berlalu)

Shinta lalu pergi begitu saja dengan membawa luka hati yang di buatnya sendiri.
Berhari-hari setelah kejadian itu Shinta selalu menghindar dari Andre. Apapun yang menyangkut Andre ia selalu acuh tak acuh padahal keinginannya untuk bisa menjalin hubungan seperti sangat besar. Tapi Shinta tak ingin menajdi duri dlam kehidupan sahabatnya yang sangat ia sayangi itu. Untuk sejenak Andre seaakan ditelan bumi dalam dunia Shinta ia melewatkan suatu kejadian penting.
Hari itu disaat ada sebuah acara disekolah Siska datang mengunjungi teman-temannya di sana dan ia ia mengakhiri hubungannya dengan Andre, sebenarnya Siska sama sekali tidak mencintai Andre ia hanya tak senang jika Shinta terus bahagia bersama Andre makanya ia memperalat cinta Andre untuk membalaskan dendamnya kepada Shinta

Siska           : hai teman-teman (menyapa Winda dan Rani)
Rani            ; hi Sis… (sementara itu asyik dengan cerminnya)
Siska           : ya ampun… hei princess Siska dah datang kok loe masih dandan mulu (menyombongkan diri)
Winda        : ah… bentar ini nich… eyeliner aku rusak gara-gara nunggu kamu.. (mengomel)
Siska           : eh… malah aku yang disalahin
Rani            : udah-udah… kalau gini terus kalian bisa-bisa bertengkar nantinya (Rani berusaha menasehati mereka)
Winda        : iya.. iya… ini juga sudah selsei… btw kamu kenapa janjian di sini
Siska           : pake acara nanya lagi… kita kan mau ngadain rencana kita…(menaikkan alisnya)
Winda        : oh.. iya… aku lupa lagi…
Rani            : rencana….? (heran) kalian emank ngerencanain apaan…?
Winda        : aduch gelang kamu cantik sekali (memegang gelang Siska)
Rani            : kok ga ngejawab aku sich… ??
Siska           : Win… kamu ngeliat pangeran boongan aku ga….
Winda        : tuch lagi main basket plus ditungguin ma dayangnya…
Rani            : (tambah bingung) apa sich sebenarnya maksud kalian..?
Siska           : aduch… Rani… gini yach kalau kamu ga tahu ya udah diem ajha di situ..
Winda        : cap cus… (membenarkan ucapan Siska)
Rani            : kalian kok malah ngomong gitu sich….
Siska&Winda  : hahaaha (menertawakan Rani)

Rani merasa tersinggung atas perlakuan Winda dan Siska Rani lalu beranjak dan berpikir ternyata ia salah berteman dan ia baru mengerti sekarang. Mereka sengaja menjauhkan Andre dari Shinta karena merasa iri padanya.

Winda        : malah pergi dia…
Siska           : ish… ngapain ngurusin dia… mending sekarang kita cari waktu yang tepat dech..
Winda        : eh… si Shinta nanti ada perfrom puisi tuch kita gangguin ajha..
Siska           : iya bener tuch.. tapi kapan…
Winda        : sehabis tanding basket …
Siska           : ide bagus tuch….

Mereka berdua terlihat sangat senang sementara Rani dirundung rasa bersalah pada Shinta, ia sangat menyesali perbuatannya lalu ia bergegas menemui Shinta. Tapi di jalan ia tidak sengaja menabrak Vino yang membuat buku-buku yang ditentengnya terjatuh berantakan

Vino           : maaf.. maaf Ran.. (membantu membereskan buku Rani)
Rani            : ga apa-apa kok….
Vino           : eh.. Ran kamu buru-buru yach…
Rani            : iya nich aku harus ngejelasin semuanya sekarang. Aku ga mau melihat Andre dan Shinta bertengkar karena perbuatan Siska dan Winda.
Vino           : Tunggu… tunggu… (mencegah Rani berlalu) jadi selama ini mereka bertengkar karena di usilin…??? (penuh penasaran)
Rani            : Iya Vin….
Vino           : Astaga kenapa mereka tega mempermainkan Andre dan Shinta…
Rani            : aku juga ga tahu dech.. tapi yang aku tahu Siska ma Winda punya dendam pribadi sejak dulu.
Vino           : jadi ceritanya mereka balas dendam dan manfaatin Andre gitu maksud kamu
Rani            : iya Vin… (melihat jamnya) Vin.. kita harus cepet kalau ga…
Vino           : (memotong ucapan Rani) kalau ga apa…???

Tiba-tiba terdengar suara musik dan musik itu pengiring puisi yang akan dibawakan Shinta. Rani dan Vino bergegas ke lapangan basket saat mereka tiba semua orang sudah berkumpul.

Rani            : tuch… kan telat…
Vino           : ya iya sabar donk….
Rani            : kamu lihat Andre mana ???
Vino           : ga… eh barusan aku lihat kamu ribet kayak gini…. (memandangi Rani)
Rani            : Ahk… berisik loe…. (sambil mencari-cari Andre)

Sebelum Shinta membacakan puisinya Siska dan Winda menghentikan musiknya lalu mengambil Microfon yang ada di tangan Shinta serta membawa Notes Shinta yang berisi cerpen dan puisi tentang perasaanya ke Andre

Siska           : maaf ya teman-teman… tapi aku ada pengumuman penting
Winda        : Kalian semua perhatiin baik-baik kalau ga mau ketinggalan
Siska           : ehemm.. hemmm…. Aku membencimu…. Aku benci saat kau tak berada disisiku… (sementara Siska membacakan puisi Winda pasang aksi diatas panggung. Saat bersmaan Andre juga datang)
Andre         : ada apa ini… (menghampiri Vino dan Rani)
Vino           : Aku juga ga tahu (sementara Rani sangat cemas dan Shinta yang tertenduk malu)
Siska           : (melanjutkan puisi) Aku benci saat aku harus menjalani hari tanpamu…. Hatiku terasa sakit saat ku harus melihatmu bersama dirinya…. Aku benci karena aku tak bisa memilikimu…. Aku benci diri aku sendiri karena aku tak bisa melupakanmu… dan hal yang paling aku benci adalah aku tak bisa membencimu…
Winda        : yupzz…. Kalian tahu ga itu puisi untuk siapa…?
Siska           : kata demi kata ini kurangkai tulus dari hatiku yang paling dalam untukmu yang pernah jadi bintang di hatiku…

Mendengar itu Andre tecengang ternyata selama ini ia salah memilih tambatan hati. Gadis yang ada di hatinya sesuangguhnya ada didepan matanya yaitu Shinta sahabatnya sendiri

Andre         : Shinta… (bergegas ke tengah lapangan)
Vino           : Ndre…. Andre mau kemana kamu ndre.. (meneriaki Andre)
Rani            : ngapain sich kamu, sempat-sempatnya teriak ikutin ayo…
Vino           : iya-iya…

Siska           : semua tulisan yang ada di buku ini untuk Andre…
Shinta         : (mata berkaca-kaca) Sis.. apa Sich maksud kamu ngomong gitu.. balikin buku aku (berusaha mengambil Notesnya tapi di halangin Winda)
Winda        : buku kayak gitu ajha di minta dasar kamuseupay… (Winda & Siska tertawa terbahak-bahak sementara semua orang berbisik-bisik)
Siska           : Guys… ada satu lagi yang perlu kalian tahu… Shinta itu naksir sama kakak sepupnya sendiri…
Andre         : Siska (marah)
Siska           : Andre (terkejut)
Winda        : ooo` ooow
Andre         : (menarik Shinta kebelakangnya) Apa-apaan kamu Sis… (berbisik) kamu ga apa-apa…??
Shinta         : aku takut….
Siska           : Sayang semua yang aku bilang itu benar kan… (genit)
Andre         : Tutup mulut kamu Sis….
Siska           : Ada apa sich Ndre…
Andre         : jangan pernah kamu nyakitin Shinta apalagi di depan mata aku… (membentak Siska)
Siska           : sebenernya siapa pacar kamu…. Aku atau dia (menunjuk Shinta)
Andre         : kamu bukan orang yang aku cari selama ini..
Winda        : apa.. ?
Siska           : omong kosong macam ini Ndre….
Andre         : tadinya kamu memank pacar kamu tapi tidak lagi…
Siska           : apa….
Andre         : selama ini aku salah, dan sekarang aku ingin akhrin kesalah pahaman ini….
Siska           : maksud kamu….?
Andre         : tanpa aku jelaskan kamu juga sudah ngerti kan….. kita putus…
Winda        : apa….
Siska           : hah… putus…. (terkejut atas pernytaan andre)
Vino           : tunggu apa kalian  masih berdiri di situ .. (meneriaki Winda dan Siska)
Rani            : temen-teman kayaknya ada senjata makan tuan tuch….

Semua orang menyoraki Winda dan Siska karena malu mereka lalu pergi begitu saja

Andre         : Shinta…. (menghapus air mata Shinta)
Shinta         : Indra… kamu beneran Indra kan…
Andre         : iya Shin… ini aku… maafin aku yach… tapi kamu janji satu hal jangan pernah hindarin aku lagi yach….
Shinta         : iya Ndra….

Akhirnya Andre menyadari kepada siapa sebenarnya hatinya berlabuh, mungkin memang awalnya persahabatan tapi mungkin takdir yang mempersatukan mereka. Dan ketulusan serta penantian Shinta tidak berakhir sia-sia.


THE END











Tentang Senyuman Dhani



kau berlalu diam tanpa kata
tapi seuantai senyuman seakan melukiskan semuanya
akan hasratku tuk memiliku seutuhnya
kau pun sama kulihat dalam senyuman itu ada cinta...

Sepiku hilang saat kau menyebut namaku
senyummu adalah bahagiaku
deritamu bagai badai menerpa diriku
dalam lentera cinta yang ku damba darimu

senyummu adalah bahagiaku
senyummu adalah semangatku
dan kini benar ku mencintaimu
selamanya sampai mentari tak lagi menyapa bumi............