Just Me

Jumat, 23 November 2012

Masihkah harus ku mencintaimu....????




Berkata tak harus mulut
Teriakan tidak selalu harus menggema
Tangis juga tidak harus selalu terlihat
Luka tak selamanya bisa terobati

Nasi kini jadi bubur
Kertas putih kini telah ternoda
Cinta yang dulu suci
Kini kau dustai

Saat kau dustakan cinta
Menodai sebuah kesucian
Kau lupa akan sesuatu
Tentang hati yang kau sakiti
Masihkah harus ku mencintaimu…?

Kamis, 22 November 2012

Tentang Kau dan Cinta



Kau bagaikan udara buatku
Bagaikan jiwa dalam ragaku
Kau alas an yang membuatku ada
Membuatku lebih dari sekedar insane

Hangat cintamu luluhkan aku
Kau hapus luka nestapa hati yang merana
Cahaya kasihmu menuntunku
Pada sebuah keindahan dunia

Dan kini aku mangerti
Akan sebuah kebahagiaan
Kau dan cintamu yang selembut salju
Dengan hati yang setegar karang

Jumat, 16 November 2012

BiodataKoe

Nama :
     =>Sri Restu Mangkubumi Anis
Nama Panggilan :
     => Restu
Tempat Tanggal Lahir :
     => Sidrap, 26 Februari 1996
Agama :
     => Islam
Zodiak :
     => Pisces Girl 96
Cita-cita :
     => Dokter
Hobby :
     => tidur, nulis, dengar musik
Warna Favorite
     => Biru, Pink sama Ungu

Minggu, 04 November 2012

Untukmu seseorang yang tak pernah ku temui...

Aku bukanlah orang yang mudah memahami sesuatu, ku juga bukanlah insan yang mampu mengubah segalanya menjadi apa yang kumau...

Aku hanya insan yang dengan segala kekuarangan dan kelemahan yang ada pada diriku, aku membutuhkanmu sebagai pelengkap dalam hidupku....

Meskipun ku sangaaattt menginginkanmu dan menyangmu serta mencintaimu akan tetapi rasa itu tak mungkin kupaksakan padamu wahai sang pujaan....

Walau seluruh dunia akan menertawakan diriku yang terlalu mencintaimu, aku rela dan kan kujalani setulus hati karena ku terlalu mencintaimu....

Aku tahu, meskipun pada akhirnya nanti aku akan kecewa karena hatimu mustahil untuk kumiliki dan jika kau benar tidak tercipta untuk menjadi pendampingmu. Ataukah kita tidak pernah dipertemukan dalam kehidupan yang nyata. Ketahuilah bahwa akan ada hati yang kan selalu menjagamu untuk selamanya...

Selama manusia masih hidup dalam kehiduoan yang fana ini...

Begitulah aku mencintaimu....


Aku bukanlah pujangga yang pandai merangkai kata untuk menyenangkan hatimu ...
Aku bukanlah insan yang sempurna untuk kau cintai dan kaupun mengetahuinya....
Memenangkan hatimu dengan segala kesederhanaan dan kekurangan yang ada padaku adalah kebahagiaan dan anugrah Tuhan buatku...
Tapi.....
Jika suatu saat nanti aku harus menerima kenyataan bahwa hatimu tak lagi untukku dan aku sadar kehilanganmu karena kesalahanku yang tak pernah sempurna untuk mencintaimu

Jumat, 02 November 2012

Bintang Terakhir





Hari itu saat kau dan aku tertawa ria dan bercanda bersama, berbagi rasa seakan tak ingin terpisahkan layaknya bunga dan kembangnya. Ingin rasanya kutemukan sosok sang waktu agar hariku tak berlalu, agar hari bahagiaku ini tak berlalu dengan kenangan. Bersamanya lelah dan kletih bukanlah sebuah halangan untuknya menebar kebahagiaan untukku. Beban hidupku yang semula menghapuskan semangatku untuk hidup tanum kau dating bagaikan cahaya yang menerangi hatiku yang teah lama merintih dalam kegelapannya sendiri, kau bukan hanya sebagai lentera tapi kaulah bintang yang menghiasai hariku.

Ingin rasanya kutemukan sosok sang waktu agar hariku tak berlalu, tapi ternyata kepedihan menjemputku sebelum sempat kutemukan sang waktu yang kucari-cari. Senja di sore kala itu seakan menyimpan perih karena hatiku harus menyaksikan dirimu terenggut tanpa sanggup kupertahankan. Ku ingin sekali menangis tapi justru ku mendusta pada dunia kalau aku baik-baik saja. Kini saat malam tiba dinding langit yang  terang menyimpan kelam. Dalam senyum sang rembulan merintih tampa bintang yang menjadikannya berseri, hari itu juga taman tak lagi indah karena mawar tak lagi semerbak tapi menyisahkan duri. Hatiku mulai bertanya apakah arti dari sebuah kisah yang telah lama kujalani ini. Jika memang awal kan bertemu akhir akankah perpisahan secepat ini. Lalu apa artiku dalam hidupmu…

Seakan ku kehilangan aza karena ku kehilangan sebagian dalam diriku. Kehilangan yang paling berharga yang pernah kumiliki. Hal yang paling aku jaga dan paling aku sayangi kini bukanlah milikku lagi. “Hmmmm…..” kuhelakan nafas panjang lalu kucoba tuk tenangkan peasaan ini. Hati yang telah tersakiti oleh apa yang paling ia sayangi. Milikku yang hilang bukanlah kehormatanku sebagai perempuan akan tetapi aku telah kehilang seorang sahabat yang paling aku sayangi, seorang teman yang selalu bias mengerti aku, dia layaknya seorang kakak yang senantiasa menjagaku. Tapi itu dulu dan sekarang dia sudah seperti orang asing yang tidak aku kenal dalam hitungan menit. Wow…. Inikah sahabatku yang sebenarnya….?

Aku sendiri tidak megerti tentang apa yang sedang terjadi. Aku masih tidak percaya bahwa orang yang paling aku percaya kini telah menyia- yiakan kepercayaan yang kubangun bersamanya selama bertahun-tahun. Memang aku tahu dan aku sadar hati manusia tidaklah bias ditebak yang tahu yaa hanya dirinya sendiri tapi… aku telah terbiasa dengan sosoknya sebagai penyemangat hariku.

Semua pasti kan indah pada waktunya…
Semoga saja itu  benar, setelah hari itu kucoba menajalani hari tanpamu, berusaha memaknai setiap kenangan yang tercipta diantara kita dalam bingkai persahabatan dan inilah akhir dari kisah kita. Sebuah persahabatan yang sangat erat, suatu ikatan yang seasa melebihi peratalian darah namun entah apa dan bagaimana persahabatan itu harus berakhir dan tinggal hanya untuk dikenang saja.

“Heii…. Ngelamunin apa kamu…” Andre menepuk pundakku dari belakang
“Gak, kok Ndre.. aku hanya lagi BT, itu aja kok” jawabku singkat
“Intan… Intan… orang lain mungkin bisa saja kau bohongi. Tapi aku ANDRE, gak mungkin kamu bohong pasti ada sesuatu” tanyanya penasaran
Andre adalah seorang sahabat yang sangat mengerti aku, kta teman-teman aku orang yang paling bisa melenymbunyikan peasaan sedih sebagaimanapun kacaunya seperih apapun itu aku bisa menyembunyikannya hingga tak satupun mengetahuinya kecualai Andre
“Bonekaku rusak…” jawabku mencoba membohonginya tentang yang sebenarnya
“Alah…. Ada- ada saja kamu. Udah ketahuan bohong masih nyari alibi lain lagi. Sudahlah…” tanyanya penarasan
“Sudahlah Ndre” kataku
“Ini anak ditanya sudah bilangnya sudah gimana sich.. itu otak dikemanain” berusaha menggodaku
Kulihat dia asyik memainkan topi pemberianku, disampingnya tertulis ANDRE dan sebuah bintang. Kuperhatikan dia sangat menikmatinya, kesibukannya itu rasanya aku tak ingin merusak suasana hatinya.
“Iyyy Ndre, aku memang menyembunyikan sesuatu darimu. Aku takut jika suatu hari nanti kamu tak lagi disampingku. Bagaimana kau menjalani hariku tanpamu. Apa yang akan kulakukan jika suatu hari nanti kau bukan lagi sahabatku. Sanggupkah aku…..” kataku dalam hati
“Kamu jangan berpikiran yang tidak-tidak”suaranya tiba-tiba mengagetkan lamunanku
“Ahh,,,, Apa.. ga kok aku tdak mikirin apa-apa” jawabku
“apa yang membuatmu gelisah” tanyanya mengaetkanku
Pertanyaan itu seakan-akan dia sudah tahu apa yang bergemelut dalam benakku. Tak pernah tepikir olehku dia menebak apa yang sedang kupikirkan. Akhirnya mau tidak mau aku mengatakan hal yang sebenarnya tapi belum sempat aku mengatakannya dia mendahuluiku
“Sebenarnya aku juga berpikir sama sepertimu Ntan” katanya
Jelas saja aku bingung dengan apa yang Andre katakan “Maksudnya” tanyaku
“Aku sempat berpikir bagaimana seandainya nanti aku tak lagi bisa berada disampingmu” ucapnya
Mendengar Andre mengucapkan kalimat itu air mataku lansung menetes tanpa aku sadari. Tenyata ketakutanku juga dirasakan olehnya, lalu peratanda apa ini. Apakah persahabatan kami akan berakhir lalu siapa yang menjadi bintang dalam hatiku.
Tidak hanya sampai disitu Andre kembali melanjutkan perkataannya
“Bagaimana jika seandainya keadaan berubah, bagaimana jika memang  waktu tidak berpihak kepada kita. Kalau saja persahabatan kita berakhir…”
“Cukup Ndree” teriakku memotong perkataan Andre
“Dengan siakpmu itu berarti kau memiliki ketakutan yang sama denganku” jelasnya
Aku sudah tidak bisa mendengar Andre. Semua yang ingin kukatakan, serta segala apa yang kurasakan dan kupikirkan ketakutanku kian menjadi-jadi. Air mataku semakin tak terbendung. Namun saat Ansre menatapku lalu tertawa terbahak-bahak. Membuatku terdiam sejenak dan menghapus air mataku
“Hahaha… mau ajha kamu dibohongi…” ejeknya
Aku memamerkan wajahku yang cemberut sembari memalingkan pandanganku dari wajahnya yang memerah karena tertawa.
****
Saat ku berada di tempat itu kenangan ini yang muncul yang membuatku semakin merasa bersedih, kecewa dan sakit hati. Ternyata ketakutanku benar adanya dan mulai saat itu aku merasa benar-benar harus mengakhiri kisahku dengannya.
Air mataku tumpah saat melihat mawar itu bermekaran, aku teringat bagaimana Andre merawatnya hanya untuk meyenangkan hatiku. Tak terhitung lagi berapa kali tangannya terkena duri dari mawar yang ia tanam sendiri. Aku mencoba memetik satu tangkai tapi malah tanganku tertusuk duri, saat itu rasanya perih sekali dan lagi-lagi aku teringat Andre. Aku saja yang baru sekali tertusuk rasanya sudah menusuk hamper ke tulang bagaiamana Andre yang sering tertusuk mawar itu.
Saat ku beranjak dari tempat dudukku kulihat sesuatu yang mengalihkan perhatianku. Didekat batang mawar itu ada sesuatu yang bersinar kudekati dan berusaha ku raih, tapi benda itu seperti tertanam namun rasa penasaan mendorong keberanianku untuk mengambilnya. Bersusah payah aku untuk mendpatkan benda itu ternyata sebuah box yang didepannya ada bintang yang memiliki permata. Kucoba membukanya namun tak bisa, penutupnya sangat keras sampai-sampai aku tidak bisa membukanya box itupun kugoyang-goyangkan. Setelah kuputuskan untuk membawanya ke kamar dengan setangkai mawar yang telah melukai jari tanganku.
Sudah hampir satu jam box itu berusaha Intan buka tapi tdk bisa, lalu dia menemukan sesuatu ada sebuah lubang kunci dibagian sampingnya Intnpun teringat kunci pemberian Andre. Untung saja kunci itu masih disimpannya, dengan kunci bintang itu juga box itu dapat terbuka. Isinya sebuah surat yang ditulis dengan tinta biru. Tulisan tangan itu jelas saja tidak asing baginya. Tulisan itu goresan tangan Andre.
“Intan sahabatku…..
Saat kertas ini berada ditanganmu maka itu berarti aku juga tak lagi bisa mendampingimu dalam menjalani hari-harimu kelak.

Aku minta maaf karena aku pergi tanpa pamit, Maaf… karena ku telah membuatmu bertanya tanpa ada yang menjawab tanyamu lagi…

Apa yang pernah aku katakan itu aku bersungguh-sungguh aku ingin selalu berada disampingmu dan terus menjagamu walaupun kita hanya sebagai sahabat, tapi kamu sudah seperti adikku sendiri.

Jaga baik-baik kunci bintang itu..

Selamat tinggal….

Semoga kau dapatkan sahabat yang lebih baik dariku”

Salam Andre

Setelah membaca surat itu air mata Intan tak bisa terbendung lagi. Tubuhnya terhempas ke kasur dan tanpa sengaja menjatuhkan kotak itu hingga membuat kegaduhan. Bu Risma, ibu Intan yang mendengarnya langsung menemui Intan dikamarnya.
“Intan…..” teriaknya menghampiri Intan.
“Bu,,,, Andre bu,,,,”katanya
“iyyy Andre kenapa…” kata ibu bingung

Saat itu Intan hapir kehilangan kesadarannya karena tdk memepercayai apa yang baru saja ia lihat. Ada apa ini kenpa Andre menulis surat itu lalu kemana dia Selama ini akankah dia sengaja menghilang untuk mrnghidar dariku…. Pertatanyaan itu yang memenuhi otakku aq benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Malam itu juga kudatangi rumah Andre, tak peduli hujan dan petir yang menggelegar. Akan tetapi saat tiba disana kekecewaanlah yang justru kudapatkan. Mobil yang ditumpangi Andre telah pergi, berusaha ku kejar namun tak bisa mobil itu terlalu kencang dan hujan turun sangat lebat. Hingga aq kehabisan tenaga penglihatanku buram dan badanku terasa sangat lemas, dan ketika aku sadar kuterbangun dalam kamarku. Samar-samar kulihat wajah ayah dan ibu yang npak sangat khawatir. Aku ingin menangis, menangisi kebodhanku tapi aq sungguh tidak punya tenaga untuk itu.
“Sekarang intan istirahat yaaa” kata ibu
Aku hanya mengaggukkan kepala dan memalingkan wajahku dari mereka. Seketika air mataku tumpah saat teringat Andre dan foto disudut itu. Aq ingin merelakannya pergi tapi hatiku sungguh tak mampu tuk melepaskannya terlebih ku tahu dia takkan pernah kembali untuk menjadi milikku.
Tepat 100 hari setelah itu aq kembali mendapatkan surat dari Andre kali ini aku benar-benar harus merelakan bintang terakhirku pergi. Hari itu aq diminta untuk ke sebuah rumah sakit. Sesegera mungkin kuminta ibu untuk megantarku ke rumah sakit itu aku berlari dengan perasaan yang tak menentu. Aku senang karena pada akhirnya aq bisa bertemu lagi dengannya dan persaan lain pun muncul di benakku “kenapa harus di rumah sakit ..?? apa andre sakit???” tak terhitung jumlahnya berapa pertanyaatan yang mengahntuiku selama perjalanan.
Dan ketika daku sampai saat itu kulihat wajah ibu Andre yang penuh dengan air mata yang membasahi seluruh wajahnya. Ekspresi dokter yang seperti kehilangan harapan dan Andre yang terbaring tak sadarkan diri. Ku perhatikan jantungnya berdetak perlahan di dekapnya sebuah foto. Bingkainya seperti tidak asing buatku dan ternyata benar itu fotoku.
Andre membuka matanya perlahan dan menatapku penuh kasih sayang dan seakan ingin kembali berlari seperti dulu. Dengan susah payah ia mengangkat tangannya dan menghapus air mataku. Senyumnya masih sama, dia masih bintangku…
“Intan …. Waktuku mungkin tidak lama lagi” katanya terbata-bata
“Udah Ndre, kamu ga boleh ngomong kayak gitu, aku butuh kamu disisi aku” kataku
“Tidak Ntan, sudah waktunya kita mengakhiri persahabatan kita”ujarnya
Aku tidak mau mendengar kelanjutan perkataannya namun ia mencaghku untuk mencegat perkataannya. Kudengarkan desah nafasnya yang terasa sangat berat.
“Aku tahu sudah terlambat, tapi aku tidak akan merasa tenang sebelum aku mengatakan perasaanku yang ssebenarnya. Aku mencintaimu Intan, aku sangat menyangimu lebih dari yang kau tahu, aku ingin menjagamu tapi sepertinya Tuhan berhendak lain. Aku akan tetap jadi bintangmu, bintang terakhir untukmu” jelasnya
Setelah itu kuperhatikan ia melafalkan nama Allah dan pergi untuk selama-lamanya. Aku berteriak histeris rasanya baru sebentar aku megenalnya kenapa ia pergi begitu cepat. Apa dan siapa lagi yang kan mengobati rasa sakit hati ini. Akan tetapi, ketika hati telah menemukan tempatnya maka disanalah ia kan bersemayam. “Yaa aku akan tetap seperti ini kamu akan selalu ada dalam hatiku seperti bayangan yang seindah bintang terakhir yang bisa kulihat. Dan aku ingin kau mengetahui bahwa aku juga sangat mencintaimu . . . . “ setelah itu kutinggalkan pemakaman dengan luka dan kenangan yang selamanya kan menemaniku. Untuk selamanya…….. 

Minggu, 14 Oktober 2012

Perkembangan IT dan Pengaruhnya terhadap remaja

Berkaca pada dunia perkembangan IT sangatlah pesat, dan cara untuk mebgaksesnya juga semakin mudah. Akan tetapi disamping itu ada banyak hal yang rasanya masih perlu diperhatikan untuk menjadikan IT benar-benar efisien dan meminimalisir kecederungan penggunaan eknologi itu sendiri untuk kepentingan-kepentingan yang mengarah pada sisi negatif penggunaan teknologi yang msih banyak kita jumpai.

Sebagai seorang pelajar tugas utama kita memanglah belajar, tapi apalah arti dari sebuah  ilmu pengetahuan yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Media Informatika memang sangat luas dan besar salah satunya Internet. Pengertian Internet itu sangat luas. Istilah Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer tanpa batas yang menguhubungkan komputer satu dengan komputer lain diseluruh penjuru dunia. (http://www.rofingi.com/2012/06/pengertian-internet-dan-sejarah.html)

Dengan demikian segala sesuatu dapat diakses oleh user untuk suatu kepetingan, Nach... sekarang jika kita menoleh pada perkembangan IT maka semakin mempermuda akses tersebut. Tentu saja hal ini menjadi sebuah kebahagiaan karena kita dapat mengakses informasi yang dibutuhkan dari Internet.

Pertanyaan kemudian muncul, bagaimana dengan situs-situs yang sebenarnya tidak memberikan manfaat sama sekali melainkan memeberikan dampak buruk terhadap kita. Apalagi jika hal tersebut telah dikaitkan dengan bagaimana dampaknya terhadap pola pikir kita.

Kebanyakan dari remaja pada khususnya, yang masih mengalami proses pencarian jati diri cederung ingin mencoba-coba sesuatu hal yang menurutnya baru. Di dunia maya yang tanpa batas segala bisa didapatkan jadi jika tidak adanya pengawasan ataupun pengetahuan terlebih keasadaran maka perkembangan iIT ini justru menjadi sesuatu yang menakutkan jika nantinya memberikan dampak negatif terutama pada para generasi bangsa


Jumat, 12 Oktober 2012

Aku Membencimu.....


Aku benci saat aku terbangun tanpamu disisiku
Aku benci saat ku harus tersenyum tanpamu
Aku benci saat harus menjalani kehidupan ini tanpa cintamu
Aku benci menerima kenyataan bahwa kau tak lagi bersamaku
Hatiku merasa sakit saat melihatmu bersamanya
Aku serasa tertelan bumi saat kau tersenyum kepadanya
Gelombang seakan menghempaskanku saat keu berlalu
Dan entah mengapa aku selalu berpikir kaulah segalanya buatku
Oh Tuhan....
Inikah cinta dalam hidupku...
Benarkah dia yang menemani tidurku
Ataukah ini karma dari kehidupan sebelumnya
Mungkinkah ini dusta cinta
Kasih ......
Mengertikah engkau akan cintaku
Tahukah kau betapa aku membencimu
Dan hal yang paling kubenci adalah diriku sendiri
Karena aku tak bisa membencimu......

Kembalilah Menjadi Bintang Dalam Hatiku....


Ketika bintang telah enggan menghias malam pertanda kau bukan lagi penerang kegelapan dalam hatikukala sang rembulan menyendiri dalam balutan kesedihan pasti kusedang merintih perih karena kau pergi meninggalkanku sendiri dalam kehampaan. Ketika mentari menyapa bumi dalam keheningan saat itu kuberada diujung penantian dan harapan akan dirimu wahai sang bintang pujaan.
Ketika malam menjemput mata ini enggan tertutup berharap melihat wajahmu sebelum aku terlelap namun seketika harapan itu sirna saat yang hadir adalah deraian air mata karena aku sangat merindukanmu. Tampamu ku hanya manusia tanpa cinta dan hanya dirimu yang mampu menyenthuh sukma dan hadirkan cinta dalam hidupku.
Aku sangat merindukanmu lebih dari yang bisa kau bayangkan, bahkan aku sangat mencintaimu lebih dari yang kamu tahu walau kata itu tak prnah terucap dari mulutku. Tapi, sungguh ku takkan bisa tanpamu maafkan aku yang tak pernah mengabaikanmu namun kuingin kau tahu berpisah bukanlah inginku
Tetaplah jadi bintang dalam hatiku untuk hari ini, esok dan nanti sampai saat ku tak lagi berada di bumi ini….

Sabtu, 29 September 2012

tanyaku tuk siapa

Saat embun telah enggan menyapa pagi dan bintang tak lagi menghias malam saat itu ku kehilangan sebagian dari diriku yang berharga. Dia milikku yang sangat berharga dan kini telah pergi jauh meninggalkanku sendiri disini bersama duka lara yang telah menghantuiku selama bertahun-tahun lamannya.

Ketakutakan yang seperti ini tidak pernah kurasakan sebelumnya, sebelum kau menyapa kehidupanku yang kelam. Kau hadirkan kembali senyuman yang telah hampir kulupa kapan terakhir aku tersenyum. Kurasakan kembali diriku hidup dan kudapatkan lagi rasa bahagia yang telah terenggut dariku. Kau adalah pelita yang mnerangi jalanku, bintang yang menghiasi hatiku dan semangat yang mendorongku untuk tetap melanjutkan kehidupanku yang sempat terhenti.

Tapi saat ku telah terbiasa dengan hadirmu disisiku justru kau pergi meninggalkanku dengan cinta yang kau tanam dalam hatiku. Hatiku selalu bertanya-tanya haruskah seperti ini lalu siapa yang akan menemaniku dikala sepi dan siapa yang akan menghidupkan duniaku. lalu tanya ini kan kutanyakan kepada siapa selain epdamu yang telah menjadi bintang dalam hatiku

Jumat, 28 September 2012

ketulusan...




Masa remaja khususnya masa SMA adalah masa yang paling berseri dan indah. Persahabatan terjalin sangat erat, dekat, solid bahkan rasa sayang yang tercurah menyamai rasa terhadap saudara atau teman special sekalipun. Telah banyak cerita tentang persahabatan yang berubah jadi cinta. Tapi, hal yang serupa tapi tak sama dialami pula oleh Andre dan Shinta. Selama mengecap pendidikan waktu SMP mereka adalah sahabat yang sangat mengerti satu sama lain. 3 tahun sekelas bersama suka duka telah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan mereka.
Hati siapapun bisa berubah dan soal perasaan adalah persoalan hati yang tak terikat pada apa dan siapa ia kan berlabuh. Namun saat rasa ini mulai muncul kenyataan berkata lain ternyata hatinya tak lagi untukku, akankah bintang itu masih akan bersinar setelah kini kau bukan lagi milikku.
XI di Sekarang mereka sudah kelas sebuah Sekolah Menengah Atas, persahabatan mulai terusik akan permasalahan internal antara mereka berdua.

Suatu hari saat jam istirahat, Shinta menemui Andre dan hendak menyampaikan sesuatu.
Shinta         : hy. Ndre… (menepuk pundak Ndre) kamu ga lagi sibuk kan… aku mau nyampaikan sesuatu…
Andre         : emank mau nyampaiin apa…???
Shinta         : kamu bener punya waktu kan buat aku, sebentar saja..
Andre         : kapan sich aku ga punya waktu buat kamu… (goda Ndre)
Shinta         : ahh…. Sembarangan ajha loe…
Andre         : Shin.. kamu ada masalah kan…
Shinta         : (menatap Ndre tajam) kamu tahu..
Andre         : kelihatan lagi di mata kamu. Itu juga kan yang bisa buat kamu datang ke kelas aku. Duduk gie…
Shinta         : (menghela napas panjang) iya Ndra.. (panggilan Shinta untuk Andre) tapi aku ga tahu harus mulai dari mana…
Andre         : (melihat mata Shinta yang berkaca-kaca) Shinta… aku tahu pasti rasanya akan sangat berat untuk kamu mengungkapkannya… aku akan dengerin kamu, apapun yang mau kamu katakan aku bakalan dengerin kamu. Tapi kayaknya bukan di sini tempatnya…
Shinta         : tapi aku sudah ga tahan lagi Ndra aku bener-bener ga kuat lagi… sudah lama aku ingin cerita sama kamu tapi aku takut. Aku tahu kamu punya kehidupan lain…
Andre         : siapa yang begitu sama kamu…???? (Tanya Andre serius)
Shinta         : sudahlah…
Andre         : ihk… kamu jealous ya…
Shinta         : apa sich… mulai dech…

Tiba-tiba diselah candaan mereka Winda dan Rani datang menghampiri mereka dengan wajah yang cemberut meleihta kekraban keduanya.

Winda        : Eh.. Shinta kamu tuch jangan dekat-dekat sama Andre kamu ga tahu kalau ada yang marah…
Rani            : winda…
Winda        : apa sich Ran…
Shinta         : Maksud kamu…??? Ndre... apa maksud semua ini…
Rani            : Ndre kamu dipanggil bu Shanti tuch…
Andre         : iya,, Shin kamu jangan dengerin mereka aku akan jelaskan semuanya nanti. Aku ke bu Shanti dulu yach…
Shinta         : (mengangguk heran) iy…
Winda        : Shin, kamu cewek yang ga tahu diri yach…
Shinta         : apasih maksud kamu Win…
Rani            : winda… kamu ga mungkin kan bikin keributan disini… kan malu dilihatin orang…!!!!

Rani lalu menarik lengan Winda untuk meninggalkan Shinta.

Rani            : winda ayo…
Winda        : eh Shinta urusan kita blom selesei yach…

Shinta hanya diam dengan penuh tanya dalam dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi ada apa dengan semua ini. Winda tidak mungkin nyelotos seperti itu kalau bukan masalah yang serius apa maksud ucapannya itu. Shinta masih terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri sampai pengumuman pergantian jam pelajaran pun tidak terperhatikan olehnya. Untung saja ada Tania yang baru saja dari lab Kimia dan melihat Shinta melamun.

Tania          : Shin… Shinta… (berteriak) Shinta…..
Shinta         : (terkejut) eh.. ada apa Tan…?
Tania          : yeah… gini nich kalau melamun ga ada yang didengar, sudah ada pengumuman tuch… kamu ga dengar emank…..?
Shinta         : ga.. aku ga dengar apa-apa…
Tania          : aduch…. Ya Allah ya Tuhanku.. dari mana ajha loe dari tadi….
Shinta         : hehehe dari Paris…
Tania          : gila loe… yuk masuk kamu ga ingat kalau inikan jamnya p` Ali. Kamu ga mau terlambat kan..?
Shinta         : aku ga apa-apa terlambat asalakna sama kamu ( menggoda Shinta lalu memeluknya)
Tania          : aduch.. lepas… kamu itu ayo cepetan…

Mereka berdua bergegas menuju Mutimedia Room, sambil bercanda ditengah perjalanan. Sepanjang pelajaran Shinta tidak bisa konsentrasi dengan baik karena terpikirkan akan kata-kata Winda tadi dan penjelasan apa yang bakalan diterimah dari Andre.

Jam sekolah sudah usai kelasnya menjadi kelas pertama yang bubar, rasa penasarannya pun memuncak akhirnya ia tanyakan pada Tania.

Shinta         : Tan.. aku mau nanya sesuatu ma kamu…???
Tania          : iya memank kamu mau Tanya soal apa mukanya serius amat… (ejek Tania)
Shinta         : ini soal Andre… (menunduk)
Tania          : ohh ya aku baru ingat, aku juga mau nyampein sesuatu soal anak itu..
Shinta         : Apa… (penasaran)
Tania          : Ndre jadian ya sama Siska…?
Shinta         : (terkejut dan tidak menyangka) apa… Andre…
Tania          : iya.. kamu blom tahu…? (penasaran)
Shinta         : ga aku tahu sama sekali…
Tania          : hah.. berita sepenting itu kamu ga tahu… katanya Andre itu sahabat kamu kok ga ngasih tahu ke kamu…
Shinta         : Ndre ga pernah cerita apa-apa (mata shinta mulai berkaca-kaca)
Tania          : Shin.. kamu ga apa-apa kan` maaf kalau aku salah ngomong
Shinta         : ga kok kamu ga salah apa-apa…
Tania          : yuk kita pulang ajha.. biar ntar di rumah kamu bisa nenangin diri kamu…

Shinta tidak menyangka dengan apa yang bru saja ia dengar tapi tak mungkin Tania berbohong. Hati Tania terasa sakit sekali, perasaannya tidak karuan ia merasa terlukai dan terhianati. Keprcayaan yang selama ini ia bangun kini tiada berarti lagi. Dadanya tersa sangat sesak sampai ia mengenggam erat kalung berbandulkan bintang pemberian Ndre.

Dalam hatinya berkecamuk hal-hal yang membuatnya tak bisa berpikir apa-apa lagi. “Benarkah seperti itu, kenapa aku tidak kau beri tahu lalu selama ini kau anggap apa aku ini… Tuhan seperti inikah rasanya ditinggal orang yang paling kita percaya ya Tuhan” rintihnya dalam hati… saat menunggu angkot terdengar suara memanggil namanya. Suaru itu tidak lagi asing baginya, benar itu Andre yang memaninggilnya dari kejauhan lalu dilihatnya Winda dengan tatapan marah padanya. Ia lalu berpaling dan segera pulang meninggalkan Tania.

Tania          : eh.. shinta kok ninggalin aku sich… dasar anak itu ada apa sich kesambet setan apa tuch anak (menggerutu)

Sepanjang perjalan pulang pikirannya sangat kacau entah apa yang membuatnya berpikir keras seperti itu “Ndra.. maaf tapi aku blom siap ketemu kamu… aku sendiri tak yakin dengan apa yang aku rasakan. Kenapa aku jadi sesakit ini mendengar kamu jadian dengan Siska. Maafin aku…” keluhnya dalam hati.
Sementara itu, Andre menghampiri Tania dan meminta penjelasan tentang sikap Shinta yang tiba-tiba berubah.

Andre         : Tan, Shinta da pulang..
Tania          : lihat sendiri Shintanya ga ada ya artinya udah pulang (judes)
Andre         : jetus amat jadi cewek.. (ejeknya)
Tania          : Bukan urusan kamu. Lagian gara-gara kamu juga lagi Shinta jdi kayak gini, kamu tuch sahabatnya atau apanya sich…???
Andre         : tunggu.. tunggu… apa maksud kamu ngomong gitu…
Tania          : iyalah, Shinta jadi melamun ga jelas sejak dia tadi nemuin kamu. Aku memank ga tahu pasti tapi Shinta sedang menghadapi masalah yang sangat hebat dan hanya kamu yang dia percaya. Kamu harusnya beruntung kepercayaan Shinta dititipkan sama kamu bukannya kamu malah nyakitin dia.

Tania lalu meninggalkan Andre yang mulai berpikir apa yang menyebabkan Shinta berubah.

Andre         : Winda.. ya benar ini pasti semua ada kaitannya dengan Winda... (Andre lalu menghampiri Winda yang sedang asyik ngobrol dengan Rani)
Andre         : (manrik pundak Winda) heh kamu apain Shinta…
Winda        : apa-apaan sich loe.. datang-datang langsung marah-marah
Andre         : aku ga mungkin marahin kamu kalau bukan kamu yang mulai…
Winda        : eh.. dneger yach.. aku ga ngapa-ngapain sahabat amu yang manja itu. Aku hanya ngomong apa yang menjadi kenyataannya
Andre         : heh kamu jangan pernah ngejelekin Shinta di depan aku.
Winda        : (judes) bodoh… (lalu meninggalkan Rani dan Andre)
Rani            : Ndre..
Andre         : Ran… sekarang kamu jelasin smuanya
Rani            : tapi sebelum itu aku mau nanya sesuatu soal hubungan kamu dengan Siska..?
Andre         : Siska…??? Jadi karena itu… tapi apa hubungannya dengan Shinta..?? (tanyanya penasaran)
Rani            : Iya.. Winda sudah mengatakan semuanya..
Andre         : Apa…
Rani            : iya… aku juga tidak tahu apa tujuan yang sebenarnya dari perbuatan Winda tadi… tapi kamu tahu sendiri kan Winda dan Siska sangat bersahabat. Kalau kamu memang punya hubungan yang special dengan Siska harusnya kamu jelaskan tentang semua itu pada Shinta (menasehati Andre)
Andre         : iya Ran… aku yang salah…
Rani            : tidak ada gunanya kamu menyalahkan diri kamu sendiri. Shinta pasti sekarang sangat tertekan. Sudahlah, aku duluan ya.. (pamitan)

Andre hanya mengangguk. Andre tampak sangat menyesal atas kejadian hari ini, dia larut dalam pemikirannya tentang apa yang terjadi. Siska adalah gadis yang ia cinta tapi disisi lain ia tak ingin melihat Shinta bersedih apa lagi yang menjadi penyebabnya bersedih adalah dirinya. Mungkin saja saat ini hatinya memilih Siska tapi persahabatan yang lama ia jalani dengan Shinta membuat tak sanggup membiarkan Shinta menjatuhkan air mata karenanya.
Di tengah lamunannya Vino datang menghampirinya, dia tidak tahu apa-apa sebenarnya tapi dia selalu sok tahu akan smeua hal yang terjadi.

Vino           : hai bro… ngelamun ajha mikirin spa kamu siang bolong gini (ngeledek Andre)
Andre         : (kelihatan marah) kamu kalau ga tahu apa-apa jangan sok tahu…
Vino           : wessst… sabar donk …
Andre         : udahlah pulang yuk…
Vino           : ayo…. Tapi emank ada apa…? (penasaran)
Andre         : hessst (mengancam Vino) mau pulang ga sich…
Vino           : iya… iya kita pulang

Sore harinya Shinta kembali terlarut dalam kesedihannya tapi ia tersadar saat ponselnya berbunyi.
Percakapan telpon

Shinta         : Halo… ( dengan suara serak )
Ayhu           : hei.. ada apa kamu habis nangis yach… (Tanyanya penasaran)
Shinta         : iya.. Yu` Aku ga tahu aku harus ngapain lagi…
Ayhu           : ya sudah kamu tunggu aku di rumah ya… (bergegas ke rumah Shinta)
Shinta         : iya….

Shinta terdiam pilu dengan deraian air mata yang membasahi pipinya. Saat pendangannya tertuju pada sebuah foto disudut kamar ia lalu memegang kalung yang dikenakannya. Seolah berusaha menahan amarah tapi tak berhasil ia lakukan Shinta lalu menarik kalungnya sampai terputus.

Shinta         : (memandang kalung berbandul bintang, dengan suara sendu sambil menghapus air matanya) masih pantaskah aku memakai kalung ini. Ndra… aku tahu bagi kamu ini hanyalah sebuah kalung tapi kalung ini berarti lebih bagiku. Aku sadar aku tak bisa menahanmu terus  berada disisiku, tapi secepat inikah hati kamu berubah… lalu apa arti aku bagimu…

Lama bergelut dalam perenungannya ia tak kuasa memendam amarahnya. Saat ia melempar kalung dan mendekap dirinya saat bersamaan Ayhu juga datang.

Ayhu           : (masuk kamar) Shinta…
Shinta         : Ayhu… (dengan suara lirih)
Ayhu           : (menghampiri dan memeluknya) Shinta apa yang terjadi sama kamu…?
Shinta         : Andre Yu… Ndre udah berubah… Andre…
Ayuh           : (memtong ucapan Shinta) Shin… udah… aku emang ga ngerti ada apa… tapi kamu ga harusnya kayak gini (Shinta mengangguk) sudahlah...

Mungkin merasa bersalah Andre ke rumah Shinta, ia ingin menjelaskan semuanya. Tapi, Shinta belum siap untuk bisa tegar menatap mata Andre yang telah menyia-nyiakan kepercayaannya.
“Tok… tok… tok…..” terdengar suara dari luar

Ayhu           : (menoleh) siapa yang datang (hendak berdiri dan membukakan pintu)
Shinta         : (meraih tangan Ayhu) Yu`… kalau itu Ndre bilangin aku ga ada ya… (memohon)

Ayhu mengerti betul apa yang dirsakan Shinta sekarang. Ia hanya mengangguk dan keluar untuk membukakan pintu.

Ayhu           : (membuka pintu) eh.. kamu Ndre…??? Ada apa…???
Andre         : Shinta mana… ??? (langsung menanyakan Shinta)
Ayhu           : (terdiam sejenak) aku ga tahu… Shintanya belum pulang…???
Andre         : hah belum pulang (terkejut) ini sudah jam berapa lagi pula tadi dia pulang duluan dan setahuku hari ini tidak ada les …. (berpikir)
Ayhu           : iyaaa sich…. (spekulasi)

Tiba-tiba Shinta bersin.

Andre         : itu suara Shinta kan.. (menunjuk ke dalam)
Ayhu           : bukan… itu bukan Shinta (panic)
Andre         : itu pasti Shinta…. (meyakinkan Ayhu)
Ayhu           : bukan (membentak)
Andre         : (bersikeras) itu Shinta.. (masuk)
Ayhu           : ehh.. kamu mau ke mana (menarik tangan Andre)
Andre         : kalau kamu bohongin aku kamu ga mungkin bisa. Udah lepasin aku akan nyari Shinta sendiri (berlalu meninggalkan Ayhu yang tak berdaya melawannya)
Andre         : Shinta… (membuka pintu)

Shinta sangat terkejut karena Andre sudah berada di kamarnya.

Shinta         : Indra… (terkejut)

Saat hendak melangkah kakinya menginjak sebuah kalung, lalu ia memungutnya dan memandang luruh Shinta.

Andre         : Shinta ini kan kalung yang aku kasih…
Shinta         : (beranjak dari tempat tidur) kenapa kamu bisa masuk ke sini…?
Andre         : (mengalihkan pembicaraan) ikut aku aku mau jelasin sesuatu sama kamu…
Shinta         : ga.. aku ga mau…
Andre         : bentar ajha…
Shinta         : Andre lepasin tangan aku…. (menghempaskan tangan Andre dan berbalik)
Andre         : Andre… ??? (bertanya-tanya)
Shinta         : Kenapa… nama kamu memank Andre kan… Andre Gumilang tepatnya… (sok cuek)
Andre         : Shinta apa yang sebenarnya terjadi ??? kamu ga pernah manggil aku dengan nama itu…
Shinta         : (menatap mata Andre sambil berusaha menyakinkan dirinya) kamu Tanya kapan..?? sejak kamu tidak menganggap aku teman kamu lagi…
Andre         : Apa….
Shinta         : Cukup dech.. Ndre, mending sekarang kamu pulang… dan ingat satu hal kamu jangan main ke sini lagi. Aku akan berusaha tuk lupain kamu mulai hari ini…
Andre         : ikut aku sekarang… (menyeret Shinta keluar meski Ayhu menyaksikannya ia tak bisa berbuat apa-apa)
Shinta         : Andre lepasin ( berteriak )
Andre         : Sekarang aku mau tahu apa kamu masih berkata seperti itu di bawah kolong langit…

Shinta hanya terdiam, ia tak mungkin berkata bohong di depan kolong langitnya itu tapi ia harus melakukannya karena ia berpikir ini yang terbaik saat ini.

Andre         : aku tahu kamu bohong… (berteriak kea rah Shinta) Shin.. aku mengenal kamu lebih dari orang lain dan aku tahu kamu takkan berubah secepat ini…
Shinta         : (berbalik) berubah… (mendekati Andre) kamu yang berubah (berteriak) bukan aku tapi kamu… aku sudah sangat mempercayaimu bahkan aku menganggap kamu pengganti K`Adit (kakaknya yang meninggal) tapi aku salah… hanya aku yang menganggap kamu sahabat tapi kamu tidak pernah menganggap aku begitu atau mungkin bagimu aku ini tak pernah ada dalam kehidupan kamu… (melampiaskan semua isi hatinya)
Andre         : Shinta.. kamu salah paham aku bisa jelasin semuanya…
Shinta         : Aku ga butuh penjelasan kamu… Oh ya.. soal apa yang mau aku sampaikan tadi sudah aku sampaikan semuanya…
Andre         : hei… ada apa ini… kamu ga bisa akhirin semuanya begitu saja
Shinta         : Aku… bukan aku Ndre… Tapi kamu…
Andre         : apa maksudmu… (memandang mata Shinta)
Shinta         : aku benci sama kamu… (suara lirih)
Andre         : (memegang pundak Shinta dan menatapnya tajam) katakan itu sekali lagi…
Shinta         : (diam sejenak karena tak sanggup menatap mata Andre) Aku membencimu… puas kamu sekarang….
Andre         : Shinta… (lirih)
Shinta         : iya… lepasin aku… (berlalu)

Shinta lalu pergi begitu saja dengan membawa luka hati yang di buatnya sendiri.
Berhari-hari setelah kejadian itu Shinta selalu menghindar dari Andre. Apapun yang menyangkut Andre ia selalu acuh tak acuh padahal keinginannya untuk bisa menjalin hubungan seperti sangat besar. Tapi Shinta tak ingin menajdi duri dlam kehidupan sahabatnya yang sangat ia sayangi itu. Untuk sejenak Andre seaakan ditelan bumi dalam dunia Shinta ia melewatkan suatu kejadian penting.
Hari itu disaat ada sebuah acara disekolah Siska datang mengunjungi teman-temannya di sana dan ia ia mengakhiri hubungannya dengan Andre, sebenarnya Siska sama sekali tidak mencintai Andre ia hanya tak senang jika Shinta terus bahagia bersama Andre makanya ia memperalat cinta Andre untuk membalaskan dendamnya kepada Shinta

Siska           : hai teman-teman (menyapa Winda dan Rani)
Rani            ; hi Sis… (sementara itu asyik dengan cerminnya)
Siska           : ya ampun… hei princess Siska dah datang kok loe masih dandan mulu (menyombongkan diri)
Winda        : ah… bentar ini nich… eyeliner aku rusak gara-gara nunggu kamu.. (mengomel)
Siska           : eh… malah aku yang disalahin
Rani            : udah-udah… kalau gini terus kalian bisa-bisa bertengkar nantinya (Rani berusaha menasehati mereka)
Winda        : iya.. iya… ini juga sudah selsei… btw kamu kenapa janjian di sini
Siska           : pake acara nanya lagi… kita kan mau ngadain rencana kita…(menaikkan alisnya)
Winda        : oh.. iya… aku lupa lagi…
Rani            : rencana….? (heran) kalian emank ngerencanain apaan…?
Winda        : aduch gelang kamu cantik sekali (memegang gelang Siska)
Rani            : kok ga ngejawab aku sich… ??
Siska           : Win… kamu ngeliat pangeran boongan aku ga….
Winda        : tuch lagi main basket plus ditungguin ma dayangnya…
Rani            : (tambah bingung) apa sich sebenarnya maksud kalian..?
Siska           : aduch… Rani… gini yach kalau kamu ga tahu ya udah diem ajha di situ..
Winda        : cap cus… (membenarkan ucapan Siska)
Rani            : kalian kok malah ngomong gitu sich….
Siska&Winda  : hahaaha (menertawakan Rani)

Rani merasa tersinggung atas perlakuan Winda dan Siska Rani lalu beranjak dan berpikir ternyata ia salah berteman dan ia baru mengerti sekarang. Mereka sengaja menjauhkan Andre dari Shinta karena merasa iri padanya.

Winda        : malah pergi dia…
Siska           : ish… ngapain ngurusin dia… mending sekarang kita cari waktu yang tepat dech..
Winda        : eh… si Shinta nanti ada perfrom puisi tuch kita gangguin ajha..
Siska           : iya bener tuch.. tapi kapan…
Winda        : sehabis tanding basket …
Siska           : ide bagus tuch….

Mereka berdua terlihat sangat senang sementara Rani dirundung rasa bersalah pada Shinta, ia sangat menyesali perbuatannya lalu ia bergegas menemui Shinta. Tapi di jalan ia tidak sengaja menabrak Vino yang membuat buku-buku yang ditentengnya terjatuh berantakan

Vino           : maaf.. maaf Ran.. (membantu membereskan buku Rani)
Rani            : ga apa-apa kok….
Vino           : eh.. Ran kamu buru-buru yach…
Rani            : iya nich aku harus ngejelasin semuanya sekarang. Aku ga mau melihat Andre dan Shinta bertengkar karena perbuatan Siska dan Winda.
Vino           : Tunggu… tunggu… (mencegah Rani berlalu) jadi selama ini mereka bertengkar karena di usilin…??? (penuh penasaran)
Rani            : Iya Vin….
Vino           : Astaga kenapa mereka tega mempermainkan Andre dan Shinta…
Rani            : aku juga ga tahu dech.. tapi yang aku tahu Siska ma Winda punya dendam pribadi sejak dulu.
Vino           : jadi ceritanya mereka balas dendam dan manfaatin Andre gitu maksud kamu
Rani            : iya Vin… (melihat jamnya) Vin.. kita harus cepet kalau ga…
Vino           : (memotong ucapan Rani) kalau ga apa…???

Tiba-tiba terdengar suara musik dan musik itu pengiring puisi yang akan dibawakan Shinta. Rani dan Vino bergegas ke lapangan basket saat mereka tiba semua orang sudah berkumpul.

Rani            : tuch… kan telat…
Vino           : ya iya sabar donk….
Rani            : kamu lihat Andre mana ???
Vino           : ga… eh barusan aku lihat kamu ribet kayak gini…. (memandangi Rani)
Rani            : Ahk… berisik loe…. (sambil mencari-cari Andre)

Sebelum Shinta membacakan puisinya Siska dan Winda menghentikan musiknya lalu mengambil Microfon yang ada di tangan Shinta serta membawa Notes Shinta yang berisi cerpen dan puisi tentang perasaanya ke Andre

Siska           : maaf ya teman-teman… tapi aku ada pengumuman penting
Winda        : Kalian semua perhatiin baik-baik kalau ga mau ketinggalan
Siska           : ehemm.. hemmm…. Aku membencimu…. Aku benci saat kau tak berada disisiku… (sementara Siska membacakan puisi Winda pasang aksi diatas panggung. Saat bersmaan Andre juga datang)
Andre         : ada apa ini… (menghampiri Vino dan Rani)
Vino           : Aku juga ga tahu (sementara Rani sangat cemas dan Shinta yang tertenduk malu)
Siska           : (melanjutkan puisi) Aku benci saat aku harus menjalani hari tanpamu…. Hatiku terasa sakit saat ku harus melihatmu bersama dirinya…. Aku benci karena aku tak bisa memilikimu…. Aku benci diri aku sendiri karena aku tak bisa melupakanmu… dan hal yang paling aku benci adalah aku tak bisa membencimu…
Winda        : yupzz…. Kalian tahu ga itu puisi untuk siapa…?
Siska           : kata demi kata ini kurangkai tulus dari hatiku yang paling dalam untukmu yang pernah jadi bintang di hatiku…

Mendengar itu Andre tecengang ternyata selama ini ia salah memilih tambatan hati. Gadis yang ada di hatinya sesuangguhnya ada didepan matanya yaitu Shinta sahabatnya sendiri

Andre         : Shinta… (bergegas ke tengah lapangan)
Vino           : Ndre…. Andre mau kemana kamu ndre.. (meneriaki Andre)
Rani            : ngapain sich kamu, sempat-sempatnya teriak ikutin ayo…
Vino           : iya-iya…

Siska           : semua tulisan yang ada di buku ini untuk Andre…
Shinta         : (mata berkaca-kaca) Sis.. apa Sich maksud kamu ngomong gitu.. balikin buku aku (berusaha mengambil Notesnya tapi di halangin Winda)
Winda        : buku kayak gitu ajha di minta dasar kamuseupay… (Winda & Siska tertawa terbahak-bahak sementara semua orang berbisik-bisik)
Siska           : Guys… ada satu lagi yang perlu kalian tahu… Shinta itu naksir sama kakak sepupnya sendiri…
Andre         : Siska (marah)
Siska           : Andre (terkejut)
Winda        : ooo` ooow
Andre         : (menarik Shinta kebelakangnya) Apa-apaan kamu Sis… (berbisik) kamu ga apa-apa…??
Shinta         : aku takut….
Siska           : Sayang semua yang aku bilang itu benar kan… (genit)
Andre         : Tutup mulut kamu Sis….
Siska           : Ada apa sich Ndre…
Andre         : jangan pernah kamu nyakitin Shinta apalagi di depan mata aku… (membentak Siska)
Siska           : sebenernya siapa pacar kamu…. Aku atau dia (menunjuk Shinta)
Andre         : kamu bukan orang yang aku cari selama ini..
Winda        : apa.. ?
Siska           : omong kosong macam ini Ndre….
Andre         : tadinya kamu memank pacar kamu tapi tidak lagi…
Siska           : apa….
Andre         : selama ini aku salah, dan sekarang aku ingin akhrin kesalah pahaman ini….
Siska           : maksud kamu….?
Andre         : tanpa aku jelaskan kamu juga sudah ngerti kan….. kita putus…
Winda        : apa….
Siska           : hah… putus…. (terkejut atas pernytaan andre)
Vino           : tunggu apa kalian  masih berdiri di situ .. (meneriaki Winda dan Siska)
Rani            : temen-teman kayaknya ada senjata makan tuan tuch….

Semua orang menyoraki Winda dan Siska karena malu mereka lalu pergi begitu saja

Andre         : Shinta…. (menghapus air mata Shinta)
Shinta         : Indra… kamu beneran Indra kan…
Andre         : iya Shin… ini aku… maafin aku yach… tapi kamu janji satu hal jangan pernah hindarin aku lagi yach….
Shinta         : iya Ndra….

Akhirnya Andre menyadari kepada siapa sebenarnya hatinya berlabuh, mungkin memang awalnya persahabatan tapi mungkin takdir yang mempersatukan mereka. Dan ketulusan serta penantian Shinta tidak berakhir sia-sia.


THE END