Masa remaja khususnya masa SMA
adalah masa yang paling berseri dan indah. Persahabatan terjalin sangat erat,
dekat, solid bahkan rasa sayang yang tercurah menyamai rasa terhadap saudara
atau teman special sekalipun. Telah banyak cerita tentang persahabatan yang
berubah jadi cinta. Tapi, hal yang serupa tapi tak sama dialami pula oleh Andre
dan Shinta. Selama mengecap pendidikan waktu SMP mereka adalah sahabat yang
sangat mengerti satu sama lain. 3 tahun sekelas bersama suka duka telah menjadi
hal yang biasa dalam kehidupan mereka.
Hati siapapun bisa berubah dan
soal perasaan adalah persoalan hati yang tak terikat pada apa dan siapa ia kan
berlabuh. Namun saat rasa ini mulai muncul kenyataan berkata lain ternyata
hatinya tak lagi untukku, akankah bintang itu masih akan bersinar setelah kini
kau bukan lagi milikku.
XI di Sekarang mereka sudah kelas
sebuah Sekolah Menengah Atas, persahabatan mulai terusik akan permasalahan
internal antara mereka berdua.
Suatu hari saat jam istirahat,
Shinta menemui Andre dan hendak menyampaikan sesuatu.
Shinta : hy. Ndre… (menepuk pundak Ndre) kamu
ga lagi sibuk kan… aku mau nyampaikan sesuatu…
Andre : emank mau nyampaiin apa…???
Shinta : kamu bener punya waktu kan buat aku,
sebentar saja..
Andre : kapan sich aku ga punya waktu buat
kamu… (goda Ndre)
Shinta : ahh…. Sembarangan ajha loe…
Andre : Shin.. kamu ada masalah kan…
Shinta : (menatap Ndre tajam) kamu tahu..
Andre : kelihatan lagi di mata kamu. Itu juga
kan yang bisa buat kamu datang ke kelas aku. Duduk gie…
Shinta : (menghela napas panjang) iya Ndra..
(panggilan Shinta untuk Andre) tapi aku ga tahu harus mulai dari mana…
Andre : (melihat mata Shinta yang
berkaca-kaca) Shinta… aku tahu pasti rasanya akan sangat berat untuk kamu
mengungkapkannya… aku akan dengerin kamu, apapun yang mau kamu katakan aku
bakalan dengerin kamu. Tapi kayaknya bukan di sini tempatnya…
Shinta : tapi aku sudah ga tahan lagi Ndra aku
bener-bener ga kuat lagi… sudah lama aku ingin cerita sama kamu tapi aku takut.
Aku tahu kamu punya kehidupan lain…
Andre : siapa yang begitu sama kamu…????
(Tanya Andre serius)
Shinta : sudahlah…
Andre : ihk… kamu jealous ya…
Shinta
: apa sich… mulai dech…
Tiba-tiba diselah candaan mereka
Winda dan Rani datang menghampiri mereka dengan wajah yang cemberut meleihta
kekraban keduanya.
Winda : Eh.. Shinta kamu tuch jangan
dekat-dekat sama Andre kamu ga tahu kalau ada yang marah…
Rani : winda…
Winda : apa sich Ran…
Shinta : Maksud kamu…??? Ndre... apa maksud
semua ini…
Rani : Ndre kamu dipanggil bu Shanti
tuch…
Andre : iya,, Shin kamu jangan dengerin
mereka aku akan jelaskan semuanya nanti. Aku ke bu Shanti dulu yach…
Shinta : (mengangguk heran) iy…
Winda : Shin, kamu cewek yang ga tahu diri
yach…
Shinta : apasih maksud kamu Win…
Rani : winda… kamu ga mungkin kan bikin
keributan disini… kan malu dilihatin orang…!!!!
Rani
lalu menarik lengan Winda untuk meninggalkan Shinta.
Rani : winda ayo…
Winda : eh Shinta urusan kita blom selesei
yach…
Shinta hanya diam dengan penuh
tanya dalam dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi ada apa dengan semua ini.
Winda tidak mungkin nyelotos seperti itu kalau bukan masalah yang serius apa
maksud ucapannya itu. Shinta masih terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri
sampai pengumuman pergantian jam pelajaran pun tidak terperhatikan olehnya.
Untung saja ada Tania yang baru saja dari lab Kimia dan melihat Shinta melamun.
Tania : Shin… Shinta… (berteriak) Shinta…..
Shinta : (terkejut) eh.. ada apa Tan…?
Tania : yeah… gini nich kalau melamun ga ada
yang didengar, sudah ada pengumuman tuch… kamu ga dengar emank…..?
Shinta : ga.. aku ga dengar apa-apa…
Tania : aduch…. Ya Allah ya Tuhanku.. dari
mana ajha loe dari tadi….
Shinta : hehehe dari Paris…
Tania : gila loe… yuk masuk kamu ga ingat
kalau inikan jamnya p` Ali. Kamu ga mau terlambat kan..?
Shinta : aku ga apa-apa terlambat asalakna
sama kamu ( menggoda Shinta lalu memeluknya)
Tania : aduch.. lepas… kamu itu ayo cepetan…
Mereka berdua bergegas menuju
Mutimedia Room, sambil bercanda ditengah perjalanan. Sepanjang pelajaran Shinta
tidak bisa konsentrasi dengan baik karena terpikirkan akan kata-kata Winda tadi
dan penjelasan apa yang bakalan diterimah dari Andre.
Jam sekolah sudah usai kelasnya
menjadi kelas pertama yang bubar, rasa penasarannya pun memuncak akhirnya ia
tanyakan pada Tania.
Shinta : Tan.. aku mau nanya sesuatu ma
kamu…???
Tania : iya memank kamu mau Tanya soal apa
mukanya serius amat… (ejek Tania)
Shinta : ini soal Andre… (menunduk)
Tania : ohh ya aku baru ingat, aku juga mau
nyampein sesuatu soal anak itu..
Shinta : Apa… (penasaran)
Tania : Ndre jadian ya sama Siska…?
Shinta : (terkejut dan tidak menyangka) apa… Andre…
Tania : iya.. kamu blom tahu…? (penasaran)
Shinta : ga aku tahu sama sekali…
Tania : hah.. berita sepenting itu kamu ga
tahu… katanya Andre itu sahabat kamu kok ga ngasih tahu ke kamu…
Shinta : Ndre ga pernah cerita apa-apa (mata
shinta mulai berkaca-kaca)
Tania : Shin.. kamu ga apa-apa kan` maaf
kalau aku salah ngomong
Shinta : ga kok kamu ga salah apa-apa…
Tania
: yuk kita pulang ajha.. biar
ntar di rumah kamu bisa nenangin diri kamu…
Shinta tidak menyangka dengan apa
yang bru saja ia dengar tapi tak mungkin Tania berbohong. Hati Tania terasa
sakit sekali, perasaannya tidak karuan ia merasa terlukai dan terhianati.
Keprcayaan yang selama ini ia bangun kini tiada berarti lagi. Dadanya tersa
sangat sesak sampai ia mengenggam erat kalung berbandulkan bintang pemberian Ndre.
Dalam hatinya berkecamuk hal-hal
yang membuatnya tak bisa berpikir apa-apa lagi. “Benarkah seperti itu, kenapa
aku tidak kau beri tahu lalu selama ini kau anggap apa aku ini… Tuhan seperti
inikah rasanya ditinggal orang yang paling kita percaya ya Tuhan” rintihnya
dalam hati… saat menunggu angkot terdengar suara memanggil namanya. Suaru itu
tidak lagi asing baginya, benar itu Andre yang memaninggilnya dari kejauhan
lalu dilihatnya Winda dengan tatapan marah padanya. Ia lalu berpaling dan
segera pulang meninggalkan Tania.
Tania : eh.. shinta kok ninggalin aku sich…
dasar anak itu ada apa sich kesambet setan apa tuch anak (menggerutu)
Sepanjang perjalan pulang
pikirannya sangat kacau entah apa yang membuatnya berpikir keras seperti itu “Ndra..
maaf tapi aku blom siap ketemu kamu… aku sendiri tak yakin dengan apa yang aku
rasakan. Kenapa aku jadi sesakit ini mendengar kamu jadian dengan Siska. Maafin
aku…” keluhnya dalam hati.
Sementara itu, Andre menghampiri
Tania dan meminta penjelasan tentang sikap Shinta yang tiba-tiba berubah.
Andre : Tan, Shinta da pulang..
Tania : lihat sendiri Shintanya ga ada ya
artinya udah pulang (judes)
Andre : jetus amat jadi cewek.. (ejeknya)
Tania : Bukan urusan kamu. Lagian gara-gara
kamu juga lagi Shinta jdi kayak gini, kamu tuch sahabatnya atau apanya sich…???
Andre : tunggu.. tunggu… apa maksud kamu
ngomong gitu…
Tania : iyalah, Shinta jadi melamun ga jelas
sejak dia tadi nemuin kamu. Aku memank ga tahu pasti tapi Shinta sedang
menghadapi masalah yang sangat hebat dan hanya kamu yang dia percaya. Kamu
harusnya beruntung kepercayaan Shinta dititipkan sama kamu bukannya kamu malah
nyakitin dia.
Tania
lalu meninggalkan Andre yang mulai berpikir apa yang menyebabkan Shinta
berubah.
Andre : Winda.. ya benar ini pasti semua ada
kaitannya dengan Winda... (Andre lalu menghampiri Winda yang sedang asyik
ngobrol dengan Rani)
Andre : (manrik pundak Winda) heh kamu apain
Shinta…
Winda : apa-apaan sich loe.. datang-datang
langsung marah-marah
Andre : aku ga mungkin marahin kamu kalau
bukan kamu yang mulai…
Winda : eh.. dneger yach.. aku ga
ngapa-ngapain sahabat amu yang manja itu. Aku hanya ngomong apa yang menjadi
kenyataannya
Andre : heh kamu jangan pernah ngejelekin
Shinta di depan aku.
Winda : (judes) bodoh… (lalu meninggalkan Rani
dan Andre)
Rani : Ndre..
Andre : Ran… sekarang kamu jelasin smuanya
Rani : tapi sebelum itu aku mau nanya
sesuatu soal hubungan kamu dengan Siska..?
Andre : Siska…??? Jadi karena itu… tapi apa
hubungannya dengan Shinta..?? (tanyanya penasaran)
Rani : Iya.. Winda sudah mengatakan
semuanya..
Andre : Apa…
Rani : iya… aku juga tidak tahu apa
tujuan yang sebenarnya dari perbuatan Winda tadi… tapi kamu tahu sendiri kan
Winda dan Siska sangat bersahabat. Kalau kamu memang punya hubungan yang
special dengan Siska harusnya kamu jelaskan tentang semua itu pada Shinta
(menasehati Andre)
Andre : iya Ran… aku yang salah…
Rani : tidak ada gunanya kamu menyalahkan
diri kamu sendiri. Shinta pasti sekarang sangat tertekan. Sudahlah, aku duluan
ya.. (pamitan)
Andre hanya mengangguk. Andre
tampak sangat menyesal atas kejadian hari ini, dia larut dalam pemikirannya
tentang apa yang terjadi. Siska adalah gadis yang ia cinta tapi disisi lain ia
tak ingin melihat Shinta bersedih apa lagi yang menjadi penyebabnya bersedih
adalah dirinya. Mungkin saja saat ini hatinya memilih Siska tapi persahabatan
yang lama ia jalani dengan Shinta membuat tak sanggup membiarkan Shinta
menjatuhkan air mata karenanya.
Di tengah lamunannya Vino datang
menghampirinya, dia tidak tahu apa-apa sebenarnya tapi dia selalu sok tahu akan
smeua hal yang terjadi.
Vino : hai bro… ngelamun ajha mikirin spa
kamu siang bolong gini (ngeledek Andre)
Andre : (kelihatan marah) kamu kalau ga tahu
apa-apa jangan sok tahu…
Vino : wessst… sabar donk …
Andre : udahlah pulang yuk…
Vino : ayo…. Tapi emank ada apa…?
(penasaran)
Andre : hessst (mengancam Vino) mau pulang ga
sich…
Vino : iya… iya kita pulang
Sore
harinya Shinta kembali terlarut dalam kesedihannya tapi ia tersadar saat
ponselnya berbunyi.
Percakapan telpon
Shinta : Halo… ( dengan suara serak )
Ayhu : hei.. ada apa kamu habis nangis
yach… (Tanyanya penasaran)
Shinta : iya.. Yu` Aku ga tahu aku harus
ngapain lagi…
Ayhu : ya sudah kamu tunggu aku di rumah
ya… (bergegas ke rumah Shinta)
Shinta : iya….
Shinta terdiam pilu dengan deraian
air mata yang membasahi pipinya. Saat pendangannya tertuju pada sebuah foto
disudut kamar ia lalu memegang kalung yang dikenakannya. Seolah berusaha
menahan amarah tapi tak berhasil ia lakukan Shinta lalu menarik kalungnya
sampai terputus.
Shinta : (memandang kalung berbandul bintang,
dengan suara sendu sambil menghapus air matanya) masih pantaskah aku memakai
kalung ini. Ndra… aku tahu bagi kamu ini hanyalah sebuah kalung tapi kalung ini
berarti lebih bagiku. Aku sadar aku tak bisa menahanmu terus berada disisiku, tapi secepat inikah hati
kamu berubah… lalu apa arti aku bagimu…
Lama bergelut dalam perenungannya
ia tak kuasa memendam amarahnya. Saat ia melempar kalung dan mendekap dirinya
saat bersamaan Ayhu juga datang.
Ayhu : (masuk kamar) Shinta…
Shinta : Ayhu… (dengan suara lirih)
Ayhu : (menghampiri dan memeluknya) Shinta
apa yang terjadi sama kamu…?
Shinta : Andre Yu… Ndre udah berubah… Andre…
Ayuh : (memtong ucapan Shinta) Shin… udah…
aku emang ga ngerti ada apa… tapi kamu ga harusnya kayak gini (Shinta
mengangguk) sudahlah...
Mungkin merasa bersalah Andre ke
rumah Shinta, ia ingin menjelaskan semuanya. Tapi, Shinta belum siap untuk bisa
tegar menatap mata Andre yang telah menyia-nyiakan kepercayaannya.
“Tok… tok… tok…..” terdengar
suara dari luar
Ayhu : (menoleh) siapa yang datang (hendak
berdiri dan membukakan pintu)
Shinta : (meraih tangan Ayhu) Yu`… kalau itu Ndre
bilangin aku ga ada ya… (memohon)
Ayhu mengerti betul apa yang
dirsakan Shinta sekarang. Ia hanya mengangguk dan keluar untuk membukakan
pintu.
Ayhu : (membuka pintu) eh.. kamu Ndre…???
Ada apa…???
Andre : Shinta mana… ??? (langsung menanyakan
Shinta)
Ayhu : (terdiam sejenak) aku ga tahu…
Shintanya belum pulang…???
Andre : hah belum pulang (terkejut) ini sudah
jam berapa lagi pula tadi dia pulang duluan dan setahuku hari ini tidak ada les
…. (berpikir)
Ayhu : iyaaa sich…. (spekulasi)
Tiba-tiba
Shinta bersin.
Andre : itu suara Shinta kan.. (menunjuk ke
dalam)
Ayhu : bukan… itu bukan Shinta (panic)
Andre : itu pasti Shinta…. (meyakinkan Ayhu)
Ayhu : bukan (membentak)
Andre : (bersikeras) itu Shinta.. (masuk)
Ayhu : ehh.. kamu mau ke mana (menarik
tangan Andre)
Andre : kalau kamu bohongin aku kamu ga
mungkin bisa. Udah lepasin aku akan nyari Shinta sendiri (berlalu meninggalkan
Ayhu yang tak berdaya melawannya)
Andre : Shinta… (membuka pintu)
Shinta
sangat terkejut karena Andre sudah berada di kamarnya.
Shinta : Indra… (terkejut)
Saat hendak melangkah kakinya
menginjak sebuah kalung, lalu ia memungutnya dan memandang luruh Shinta.
Andre : Shinta ini kan kalung yang aku kasih…
Shinta : (beranjak dari tempat tidur) kenapa
kamu bisa masuk ke sini…?
Andre : (mengalihkan pembicaraan) ikut aku
aku mau jelasin sesuatu sama kamu…
Shinta : ga.. aku ga mau…
Andre : bentar ajha…
Shinta : Andre lepasin tangan aku….
(menghempaskan tangan Andre dan berbalik)
Andre : Andre… ??? (bertanya-tanya)
Shinta : Kenapa… nama kamu memank Andre kan… Andre
Gumilang tepatnya… (sok cuek)
Andre : Shinta apa yang sebenarnya terjadi
??? kamu ga pernah manggil aku dengan nama itu…
Shinta : (menatap mata Andre sambil berusaha
menyakinkan dirinya) kamu Tanya kapan..?? sejak kamu tidak menganggap aku teman
kamu lagi…
Andre : Apa….
Shinta : Cukup dech.. Ndre, mending sekarang
kamu pulang… dan ingat satu hal kamu jangan main ke sini lagi. Aku akan
berusaha tuk lupain kamu mulai hari ini…
Andre : ikut aku sekarang… (menyeret Shinta
keluar meski Ayhu menyaksikannya ia tak bisa berbuat apa-apa)
Shinta : Andre lepasin ( berteriak )
Andre : Sekarang aku mau tahu apa kamu masih
berkata seperti itu di bawah kolong langit…
Shinta
hanya terdiam, ia tak mungkin berkata bohong di depan kolong langitnya itu tapi
ia harus melakukannya karena ia berpikir ini yang terbaik saat ini.
Andre : aku tahu kamu bohong… (berteriak kea
rah Shinta) Shin.. aku mengenal kamu lebih dari orang lain dan aku tahu kamu
takkan berubah secepat ini…
Shinta : (berbalik) berubah… (mendekati Andre)
kamu yang berubah (berteriak) bukan aku tapi kamu… aku sudah sangat
mempercayaimu bahkan aku menganggap kamu pengganti K`Adit (kakaknya yang
meninggal) tapi aku salah… hanya aku yang menganggap kamu sahabat tapi kamu
tidak pernah menganggap aku begitu atau mungkin bagimu aku ini tak pernah ada
dalam kehidupan kamu… (melampiaskan semua isi hatinya)
Andre : Shinta.. kamu salah paham aku bisa
jelasin semuanya…
Shinta : Aku ga butuh penjelasan kamu… Oh ya..
soal apa yang mau aku sampaikan tadi sudah aku sampaikan semuanya…
Andre : hei… ada apa ini… kamu ga bisa
akhirin semuanya begitu saja
Shinta : Aku… bukan aku Ndre… Tapi kamu…
Andre : apa maksudmu… (memandang mata Shinta)
Shinta : aku benci sama kamu… (suara lirih)
Andre : (memegang pundak Shinta dan
menatapnya tajam) katakan itu sekali lagi…
Shinta : (diam sejenak karena tak sanggup
menatap mata Andre) Aku membencimu… puas kamu sekarang….
Andre : Shinta… (lirih)
Shinta : iya… lepasin aku… (berlalu)
Shinta
lalu pergi begitu saja dengan membawa luka hati yang di buatnya sendiri.
Berhari-hari setelah kejadian itu
Shinta selalu menghindar dari Andre. Apapun yang menyangkut Andre ia selalu
acuh tak acuh padahal keinginannya untuk bisa menjalin hubungan seperti sangat
besar. Tapi Shinta tak ingin menajdi duri dlam kehidupan sahabatnya yang sangat
ia sayangi itu. Untuk sejenak Andre seaakan ditelan bumi dalam dunia Shinta ia
melewatkan suatu kejadian penting.
Hari itu disaat ada sebuah acara
disekolah Siska datang mengunjungi teman-temannya di sana dan ia ia mengakhiri
hubungannya dengan Andre, sebenarnya Siska sama sekali tidak mencintai Andre ia
hanya tak senang jika Shinta terus bahagia bersama Andre makanya ia memperalat
cinta Andre untuk membalaskan dendamnya kepada Shinta
Siska : hai teman-teman (menyapa Winda dan
Rani)
Rani ; hi Sis… (sementara itu asyik
dengan cerminnya)
Siska : ya ampun… hei princess Siska dah
datang kok loe masih dandan mulu (menyombongkan diri)
Winda : ah… bentar ini nich… eyeliner aku
rusak gara-gara nunggu kamu.. (mengomel)
Siska : eh… malah aku yang disalahin
Rani : udah-udah… kalau gini terus kalian
bisa-bisa bertengkar nantinya (Rani berusaha menasehati mereka)
Winda : iya.. iya… ini juga sudah selsei… btw
kamu kenapa janjian di sini
Siska : pake acara nanya lagi… kita kan mau
ngadain rencana kita…(menaikkan alisnya)
Winda : oh.. iya… aku lupa lagi…
Rani : rencana….? (heran) kalian emank
ngerencanain apaan…?
Winda : aduch gelang kamu cantik sekali
(memegang gelang Siska)
Rani : kok ga ngejawab aku sich… ??
Siska : Win… kamu ngeliat pangeran boongan
aku ga….
Winda : tuch lagi main basket plus ditungguin
ma dayangnya…
Rani : (tambah bingung) apa sich
sebenarnya maksud kalian..?
Siska : aduch… Rani… gini yach kalau kamu ga
tahu ya udah diem ajha di situ..
Winda : cap cus… (membenarkan ucapan Siska)
Rani : kalian kok malah ngomong gitu
sich….
Siska&Winda : hahaaha (menertawakan Rani)
Rani merasa tersinggung atas
perlakuan Winda dan Siska Rani lalu beranjak dan berpikir ternyata ia salah
berteman dan ia baru mengerti sekarang. Mereka sengaja menjauhkan Andre dari
Shinta karena merasa iri padanya.
Winda : malah pergi dia…
Siska : ish… ngapain ngurusin dia… mending
sekarang kita cari waktu yang tepat dech..
Winda : eh… si Shinta nanti ada perfrom puisi
tuch kita gangguin ajha..
Siska : iya bener tuch.. tapi kapan…
Winda : sehabis tanding basket …
Siska : ide bagus tuch….
Mereka berdua terlihat sangat
senang sementara Rani dirundung rasa bersalah pada Shinta, ia sangat menyesali
perbuatannya lalu ia bergegas menemui Shinta. Tapi di jalan ia tidak sengaja
menabrak Vino yang membuat buku-buku yang ditentengnya terjatuh berantakan
Vino : maaf.. maaf Ran.. (membantu
membereskan buku Rani)
Rani : ga apa-apa kok….
Vino : eh.. Ran kamu buru-buru yach…
Rani : iya nich aku harus ngejelasin
semuanya sekarang. Aku ga mau melihat Andre dan Shinta bertengkar karena
perbuatan Siska dan Winda.
Vino : Tunggu… tunggu… (mencegah Rani
berlalu) jadi selama ini mereka bertengkar karena di usilin…??? (penuh
penasaran)
Rani : Iya Vin….
Vino : Astaga kenapa mereka tega
mempermainkan Andre dan Shinta…
Rani : aku juga ga tahu dech.. tapi yang
aku tahu Siska ma Winda punya dendam pribadi sejak dulu.
Vino : jadi ceritanya mereka balas dendam
dan manfaatin Andre gitu maksud kamu
Rani : iya Vin… (melihat jamnya) Vin..
kita harus cepet kalau ga…
Vino : (memotong ucapan Rani) kalau ga
apa…???
Tiba-tiba terdengar suara musik
dan musik itu pengiring puisi yang akan dibawakan Shinta. Rani dan Vino
bergegas ke lapangan basket saat mereka tiba semua orang sudah berkumpul.
Rani : tuch… kan telat…
Vino : ya iya sabar donk….
Rani : kamu lihat Andre mana ???
Vino : ga… eh barusan aku lihat kamu ribet
kayak gini…. (memandangi Rani)
Rani : Ahk… berisik loe…. (sambil
mencari-cari Andre)
Sebelum Shinta membacakan
puisinya Siska dan Winda menghentikan musiknya lalu mengambil Microfon yang ada
di tangan Shinta serta membawa Notes Shinta yang berisi cerpen dan puisi
tentang perasaanya ke Andre
Siska : maaf ya teman-teman… tapi aku ada
pengumuman penting
Winda : Kalian semua perhatiin baik-baik kalau
ga mau ketinggalan
Siska : ehemm.. hemmm…. Aku membencimu….
Aku benci saat kau tak berada disisiku… (sementara Siska membacakan puisi Winda
pasang aksi diatas panggung. Saat bersmaan Andre juga datang)
Andre : ada apa ini… (menghampiri Vino dan
Rani)
Vino : Aku juga ga tahu (sementara Rani
sangat cemas dan Shinta yang tertenduk malu)
Siska : (melanjutkan puisi) Aku benci saat
aku harus menjalani hari tanpamu…. Hatiku terasa sakit saat ku harus melihatmu
bersama dirinya…. Aku benci karena aku tak bisa memilikimu…. Aku benci diri aku
sendiri karena aku tak bisa melupakanmu… dan hal yang paling aku benci adalah
aku tak bisa membencimu…
Winda : yupzz…. Kalian tahu ga itu puisi untuk
siapa…?
Siska : kata demi kata ini kurangkai tulus
dari hatiku yang paling dalam untukmu yang pernah jadi bintang di hatiku…
Mendengar itu Andre tecengang
ternyata selama ini ia salah memilih tambatan hati. Gadis yang ada di hatinya
sesuangguhnya ada didepan matanya yaitu Shinta sahabatnya sendiri
Andre : Shinta… (bergegas ke tengah lapangan)
Vino : Ndre…. Andre mau kemana kamu ndre..
(meneriaki Andre)
Rani : ngapain sich kamu,
sempat-sempatnya teriak ikutin ayo…
Vino : iya-iya…
Siska : semua tulisan yang ada di buku ini
untuk Andre…
Shinta : (mata berkaca-kaca) Sis.. apa Sich
maksud kamu ngomong gitu.. balikin buku aku (berusaha mengambil Notesnya tapi
di halangin Winda)
Winda : buku kayak gitu ajha di minta dasar kamuseupay… (Winda & Siska tertawa
terbahak-bahak sementara semua orang berbisik-bisik)
Siska : Guys… ada satu lagi yang perlu
kalian tahu… Shinta itu naksir sama kakak sepupnya sendiri…
Andre : Siska (marah)
Siska : Andre (terkejut)
Winda : ooo` ooow
Andre : (menarik Shinta kebelakangnya)
Apa-apaan kamu Sis… (berbisik) kamu ga apa-apa…??
Shinta : aku takut….
Siska : Sayang semua yang aku bilang itu
benar kan… (genit)
Andre : Tutup mulut kamu Sis….
Siska : Ada apa sich Ndre…
Andre : jangan pernah kamu nyakitin Shinta
apalagi di depan mata aku… (membentak Siska)
Siska : sebenernya siapa pacar kamu…. Aku
atau dia (menunjuk Shinta)
Andre : kamu bukan orang yang aku cari selama
ini..
Winda : apa.. ?
Siska : omong kosong macam ini Ndre….
Andre : tadinya kamu memank pacar kamu tapi
tidak lagi…
Siska : apa….
Andre : selama ini aku salah, dan sekarang
aku ingin akhrin kesalah pahaman ini….
Siska : maksud kamu….?
Andre : tanpa aku jelaskan kamu juga sudah
ngerti kan….. kita putus…
Winda : apa….
Siska : hah… putus…. (terkejut atas
pernytaan andre)
Vino : tunggu apa kalian masih berdiri di situ .. (meneriaki Winda dan
Siska)
Rani : temen-teman kayaknya ada senjata
makan tuan tuch….
Semua
orang menyoraki Winda dan Siska karena malu mereka lalu pergi begitu saja
Andre : Shinta…. (menghapus air mata Shinta)
Shinta : Indra… kamu beneran Indra kan…
Andre : iya Shin… ini aku… maafin aku yach… tapi
kamu janji satu hal jangan pernah hindarin aku lagi yach….
Shinta : iya Ndra….
Akhirnya Andre menyadari kepada
siapa sebenarnya hatinya berlabuh, mungkin memang awalnya persahabatan tapi mungkin
takdir yang mempersatukan mereka. Dan ketulusan serta penantian Shinta tidak
berakhir sia-sia.
THE END